Dikisahkan bahwa seorang pemilik keledai menyewakan keledainya kepada seorang musafir yang hendak meneruskan perjalanan. Sebagaimana biasanya, pemilik keledai itu berjalan kaki menyertai hewan yang disewakannya, sementara penyewanya mengendarai keledainya menelusuri perjalanan.
Dikarenakan hari sangat terik tersengat sinar matahari, sementara tidak ada pohon rindang yang dapat memberikan keteduhan, mereka berhenti untuk beristirahat.
Mereka berdua akan berteduh di bawah bayangan keledai itu. Akan tetapi, bayangan keledai itu tidak cukup untuk berteduh mereka berdua. Lelaki penyewa itu berkata, "Menjauhlah dari keteduhan bayangan keledaiku!"
"Bayangan ini milikku!" tandas pemilik keledai, "akulah pemilik hewan ini dan kau tidak menyewa bayangannya!" Mereka pun bertengkar memperebutkan bayangan keledai tersebut. Karena suara mereka yang makin keras, keledai itu terkejut dan langsung lari terbirit-birit bersama bayangannya.
Melihat keledainya kabur, mereka pun menyesali karena tidak sepatutnya mereka mempertengkarkan hal sepele yang berakibat hilangnya kendaraan yang mereka butuhkan.
Dikarenakan hari sangat terik tersengat sinar matahari, sementara tidak ada pohon rindang yang dapat memberikan keteduhan, mereka berhenti untuk beristirahat.
Mereka berdua akan berteduh di bawah bayangan keledai itu. Akan tetapi, bayangan keledai itu tidak cukup untuk berteduh mereka berdua. Lelaki penyewa itu berkata, "Menjauhlah dari keteduhan bayangan keledaiku!"
"Bayangan ini milikku!" tandas pemilik keledai, "akulah pemilik hewan ini dan kau tidak menyewa bayangannya!" Mereka pun bertengkar memperebutkan bayangan keledai tersebut. Karena suara mereka yang makin keras, keledai itu terkejut dan langsung lari terbirit-birit bersama bayangannya.
Melihat keledainya kabur, mereka pun menyesali karena tidak sepatutnya mereka mempertengkarkan hal sepele yang berakibat hilangnya kendaraan yang mereka butuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar