Nama dan Tempat hanya fiktif
Pengantin lelaki paling goblog se Kabupaten Tangerang (Banten) mungkin Samin, 32 tahun, seorang. Bayangkan, hanya gara-gara Tina, 20 tahun, istrinya belum mau diajak “mbelah duren” langsung saja dieksekusi di pinggir kali. Padahal kalau dia sabar sedikit, duren yang halalan tayiban wa asyikan itu musti jadi miliknya sampai ke biji-bijinya.
Eloknya wajah dan bodi yang menawan dari seorang wanita, di manapun akan selalu membuat lelaki mabok kepayang. Itu pula yang terjadi di Desa Sukadamai Kecamatan Cikupa. Kemunculan Tina yang cantik dan bodinya oke punya, selalu menjadi bahan pembicaraan lelaki muda di sana. Banyak yang bermimpi beristrikan gadis kembang kampung itu, bahkana ada yang sampai terbasah-basah.
Lelaki paling mujur kala itu adalah Samin. Meski usianya terpaut 12 tahun dengan Tina, dia mampu menundukkannya sehingga gadis itu mau bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya. Para kontestan lain, harus minggir ketika janur kuning benar-benar melengkung di rumah Tina. Samin kini memang telah menjadi suami definitip Tina. Maka hari itu dia merupakan lelaki paling bahagia se Kabupaten Tangerang.
Umum dan khalayak ramai melihatnya memang begitu. Tapi bila mau berkata sejujurnya, Samin berhasil mendapatkan Tina karena melalui permainan tidak sehat. Boleh percaya boleh tidak, urusan “coblos mencoblos” non pemilu ini ternyata diwarnai pula oleh money politic dari kubu Samin. Kasarnya, Perjaka tua itu bisa memperoleh cinta Tina akibat pendekatan keuangan lewat jalur orangtuanya.
Kalau itu sebetulnya Tina sudah memiliki pacar sendiri, sehingga dia menolak aspirasi arus bawah Samin. Tapi orangtuanya yang sudah dilobi dan diduit oleh Samin, terpaksa menekan putrinya untuk mau jadi bini Samin. “Kamu jadi bini dia, bakal terpenuhi segala kebutuhanmu, dan adik-adikmu bisa ikut numpang bahagia bersamamu,” begitu kata enyak dan babe.
Apapun alasan Tina, tak direken. Tahu-tahu dia duduk di pelaminan, bersanding dengan Samin. Padahal di lain tempat, dia membayangkan kekasihnya tengah patah hati sambil mendendangkan lagunya Benyamin S almarhum. “Maaf, kutak dapat memenuhi undangan, dalam malam pesta perkawinanmu. Lihat kau bersanding, tak tahan jiwaku menangis, menangis….. Doa kukirimkan dalam kerinduan, semoga kau bahagia di bawahnya…..”
Tetapi benarkah demikian perasaan kekasih Tina di seberang sana? Auah gelap. Yang jelas, Tina sangat berduka melewati detik-detik malam resepsi itu. Sebab dia yakin seyakin-yakinnya, setelah para tamu usai, pasti Samin mengajak serangan umum non satu Maret yang sudah jadi haknya. Padahal Tina sudah berprinsip, tak direlakan sesentipun suami menyentuh tubuhnya. Sebab cinta dan hatinya hanya untuk doinya seorang.
Itu pula yang terjadi saat malam pertama berlangsung. Meski tidur seranjang, dia tak mau didekati Samin. Bahkan ketika suaminya meraba kakinya, diketahui Tina mengenakan celana jins rangkap dua. Ketika Samin kemudian merayu dan mengajak hubungan intim, dia beralasan sedang lampu merah. Ketika suami ngotot mau membuktikan, dia ngomong ketus. “Memang memeram buah-buahan, ditengak-tengok melulu,” kata Tina kesal dan memunggungi suami.
Ketika bedug subuh ditabuh, Samin belum juga mendapatkan yang jadi haknya. Begitu pula malam-malam berikutnya, gawang pertahanan Tina susah sekali dibobol, sepertinya yang menjaganya si Nelson Dida dari AC Milan, gitu.. Sampai malam ke tujuh Tina terus saja mempertahankan gawangnya. Sewaktu Samin mencoba memaksa menerobos masuk, eh di sana sudah nyengenges kiper Gianluigi Buffon dari Juventus. Akhirnya habis sudah kesabaran Samin. Kenapa istri yang halalan tayiban kok malah wa merepotkan? Uangnya mau kok goyangnya ogah. Bila lelaki lain mencoba bersabar danl konsultasi ke dokter Naek L. Tobing yang ahli naik-naikan, dia malah mau melenyapkan Tina dari muka bumi. “Masa uangku sudah kubuat cuci gudang, kok batal goyang…,” gerutu Samin.
Hari naas itu pun tiba. Pura-puranya Tina diajak ke rumah orangtuanya. Tapi di jalan sepi dan pinggir kali, tiba-tiba wanita pengantin baru itu dipukul helm hingga sempoyongan. Sudah itu disusul jab dan swing ke tubuh Tina hingga tewas. Untuk menghilangkan jejak dia mengubur mayat istrinya di tanggul. Tapi karena kurang dalam akhirnya mayatnya terbawa arus dan terbongkarlah kejahatan Samin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar