Selamat Datang di Artikel Motivasi Sahabat Sejati



Minggu, 14 November 2010

Kisah Sufi ~ Tiga Nasihat

Pada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung itu

berkata kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagaitawanan.

Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."



Si Burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika

masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan

diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon,dan yang

ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.



Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.



Kata burung itu,



"Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya

seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."



Orang itupun melepaskannya, dan burung itu segera melompat

ke dahan.



Di sampaikannya nasehat yang kedua,



"Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal,

apabila tak ada bukti."



Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana ia

berkata,



"O manusia malang! diriku terdapat dua permata besar,kalau

saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!"



Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun

katanya, "Setidaknya, katakan padaku nasehat yang ketiga

itu!"



Si Burung menjawab,



"Alangkah tololnya kau, meminta nasehat ketiga sedangkan

yang   kedua pun belum kaurenungkan sama sekali! Sudah

kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan, dan

jangan mempercayai hal yang bertentangan dengan akal.Kini

kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak

masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku toh tidak cukup

besar untuk bisa menyimpan dua permata besar!



Kau tolol. Oleh karenanya kau harus tetap berada dalam

keterbatasan yang disediakan bagi manusia."



Catatan



Dalam lingkungan darwis, kisah ini dianggap sangat penting

untuk  "mengakalkan" pikiran siswa   Sufi, menyiapkannya

menghadapi   pengalaman yang tidak bisa dicapai dengan

cara-cara biasa.



Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan Sufi,kisah

ini kedapatan juga dalam klasik Rumi, Mathnawi.Kisah ini

ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar,salah seorang

guru Rumi.Kedua pujangga itu hidup pada abad ke tiga belas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar