Selamat Datang di Artikel Motivasi Sahabat Sejati



Minggu, 14 November 2010

Melacur untuk Hidupi Suami Siri (2-Habis)

wartakota.co.id – Retmiyanti alias Desi (26) diduga kuat tewas setelah berkali-kali dianiaya suami sirinya, Marsan alias Marcong alias Acong (35). Mereka tinggal di rumah kontrakan di Jalan Flamboyan RT 12/08, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Kamar itu disewa dengan tarif Rp 300.000/bulan.
Desi dipaksa melacur oleh Acong untuk membantu ekonomi keluarga itu. Kekerasan sering dialami Desi, antara lain terlihat dari lengannya yang sering lecet-lecet. Bahkan pada saat terakhir hidupnya, ia mencoba menutupi memar dimatanya dan ditutupi rambut.
Menurut anggota keluarganya, Desi kerap dipaksa melacurkan diri di kawasan Dadap, Tangerang.
Acong menghilang sejak tewasnya Desi. Padahal ia mengaku hendak mencari uang untuk biaya pemakaman Desi. Di antara tetangga kos-kosan, Acong dikenal selalu acuh terhadap para warga sekitar, bahkan penghuni kontrakan yang lain.
Acong memiliki istri tua bernama Mus (26) yang tinggal di rumah yang disediakan untuk satpam kompleks Perumahan Taman Kencana. Dari pernikahannya dengan Mus, Acong memiliki dua anak. Meski tidak tampak temperamental, Acong juga sering memukul istri tuanya itu.
“Dulu kan tulang bahu istri pertamanya juga dihajar sampai patah,” kata seorang pengojek yang mengenal Acong.
Bokam (67) rekan kerja Acong mengatakan, pria bertubuh subur itu biasanya masuk dalam shift sore, mulai pukul 16.00 hingga 24.00. “Kalau dari istri tuanya, dia punya dua anak. Yang gede umur 10 tahun baru mau disunatin,” ujar Bokam.
Hingga kini, pria asal Serang, Banten, itu kini masih dalam kejaran petugas. Acong yang sudah sekitar enam tahun bekerja sebagai satpam di Perumahan Taman Kencana tidak lagi masuk bekerja sejak dua hari terakhir.
Menurut para tetangga, kejadian penganiayaan kepada Desi tidak sepenuhnya terjadi di kamar kontrakannya. Desi diketahui sudah memar-memar ketika membeli air mineral dan sepotong roti untuk makan. Saat itu ia mengeluh dadanya sesak dan kepalaya sakit.
Ia juga sempat dikerok sebelum meninggal. Sabtu (27/6) malam, ia terlihat jalan bersama suaminya. Namun Minggu (28/6) malam tampak bertengkar hebat.
Sekitar pukul 19.00 keduanya pergi dengan sepeda motor. Namun ketika pulang sendirian pukul 21.00, kedua matanya sudah lebam.
Pihak keluarga Desi berharap polisi segera bisa menangkap Acong dan memberi hukuman setimpal. “Saya juga kemarin cari-cari dia di tempat dia biasa nongkrong di Tegal Alur, tapi nggak ada, di Serang katanya juga nggak ada, nanti malam saya mau coba cari lagi,” ujar seorang kerabat Desi.
Sementara itu, karena tidak menikah secara resmi, kasus pembunuhan yang dialami Desi, kini ditangani Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng. Sebelumnya, kasus ini dikategorikan kedalam kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani oleh unit khusus perlindungan perempuan dan anak.
Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Sujudi Arioseto mengatakan pelaku penganiayaan terhadap Desi akan dijerat Pasal 351 ayat tiga yang mengatur tentang perbuatan penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.
Untuk menangkap Acong, Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng membentuk lima tim sekaligus. Kemarin kelima tim ini disebar ke sejumlah lokalisasi hiburan malam untuk mencari Acong. Namun, Acong diduga sudah melarikan diri ke luar Jakarta setelah menganiaya Desi. (Ahmad Sabran/Totok Sunandar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar