Selamat Datang di Artikel Motivasi Sahabat Sejati



Sabtu, 27 November 2010

Cara Menghadapi Orang Licik Ditempat Kerja

MEREKA adalah orang-orang yang terlihat baik saat bertatap muka, namun bisa berlaku licik saat di belakang kita. Bagaimana menghadapi rekan kerja seperti ini?
Dalam dunia kerja, kehadiran orang-orang llicik backstabbers, atau mereka yang gemar menipu dan menusuk rekan kerjanya dari belakang memang bukan hal yang aneh. Mereka bahkan lebih banyak muncul dalam dunia kerja daripada di pergaulan hidup sehari-hari.
Umumnya, para backstabbers ini memang tak ada kualitas kerja yang baik. Mereka gemar mengklaim prestasi orang lain sebagai hasil karyanya. Mereka juga senang mencari-cari alasan untuk menyalahkan orang lain.
“Yang pasti, mereka tak mau pusing-pusing bekerja keras demi keberhasilannya. Mereka hanya berpikir bagaimana meraih kekuasaan dan keuntungan dengan cara semudah mungkin,” sebut professional speaker Marsha Petrie Sue, yang juga menulis buku Toxic People: Dealing With Difficult People in the Workplace Without Using Weaponsor Duct Tape, seperti dikutip dari Womensmedia.com.
Bahaya yang ditimbulkan backstabbers
Bagi mereka yang memiliki rekan kerja licik seperti ini, waspadalah terhadap gerak geriknya. Jangan pernah melupakan atau menganggap remeh tindakan jahat yang dilakukannya.
“Orang-orang seperti ini sangat sulit berubah karena mereka sudah mengetahui bahwa aksi licik dan gaya menusuk dari belakang ini cukup efektif bagi karier mereka,” kata Marsha.
Tak jarang, mereka juga mengatakan atau mengirim pesan-pesan yang sifatnya mengancam, terutama jika seseorang sudah mengetahui aksi licik itu. Kata-kata ancaman ini, seperti “Hati-hati dengan ucapan kamu karena nanti saya bisa mempermalukan kamu di depan umum” atau “saya lebih pintar daripada mempermalukan kamu di depan umum” atau “saya lebih pintar daripada kamu, jadi sia-sia saja jika kamu ingin melawan saya”.
Atau mereka juga bisa mengatakan sesuatu yang sekilas sebagai nasihat bijak, tapi sebenarnya ada pesan jahat yang tersirat di balik kata-katanya. Misalnya kalimat, “Saya hanya ingin membantu kamu dan mengatakan dengan jujur apa saja kelemahanmu. Dengarkan nasihat saya kalau kamu ingin sukses bekerja di sini”.
Strategi melawan
Tentu saja, selalu ada cara untuk menghadapi dan melawan para backstabbers. Marsha memberi saran bahwa untuk menaklukkan mereka, maka jadilah temannya dan teman kroni-kroninya.
“Semakin mereka menyukai Anda, maka ia tidak akan mengusik kenyamanan Anda. Tapi Anda juga harus tetap waspada. Jangan berbicara yang negatif tentang mereka. Jika mereka mengetahuinya, maka Anda akan dicap sebagai biang masalah,” kata Marsha.
Jika orang-orang licik ini mengatakan bahwa ada orang yang tidak suka dengan Anda di kantor, maka tanyakan kepada orang tersebut secara langsung. Bukan mustahil, orang lciik ini juga mengatakan hal yang sama kepada orang yang Anda benci kepada Anda. Orang licik biasanya gemar mengadu domba, bukan?
“Langsung mengklarifikasi adalah jalan terbaik karena kebohongan seperti ini bisa langsung terbongkar jika ada komunikasi yang baik di tempat kerja,” tegasnya.
Jika ternyata ia benar-benar ingin merusak karier Anda, jangan bertindak gegabah. Ambil langkah hati-hati. Lebih baik kumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu, siapkan saksi-saksi yang akan membantu Anda membongkar aksi liciknya.
Namun, jika Anda ingin berbicara langsung dengannya, siapkan kata-katanya terlebih dahulu. Coba untuk fokus pada apa yang ingin Anda tanyakan kepadanya, bukan apa yang ingin Anda sampaikan.
Misalnya saja, lebih baik Anda mengatakan, “saya ingin klarifikasi kejadian ini” daripada “kamu sudah memberi saya banyak masalah”. Penggunaan kalimat kedua hanya akan membuat backstabber lebih agresif lagi. Selain itu, berhati-hatilah jika ia memberikan jawaban atau berusaha mendebat Anda dengan kalimat yang akan membuat Anda frustasi, bingung, atau kecewa.
Bagaimana jika Anda dan backstabber harus tetap bekerja sama atau tetap berada dalam kantor yang sama? Maka saatnya memutuskan apakah Anda ingin tetap bekerja di tempat itu atau tidak.
Jika Anda memutuskan untuk tetap tinggal, berarti Anda merasa bahwa situasi ini masih bisa Anda kendalikan. Beberapa kondisi bisa jadi memang hanya bersifat sementara. Jadi selama Anda fokus pada rencana dan tujuan Anda bekerja di tempat tersebut, Anda akan baik-baik saja.
Jika Anda ingin mengubah situasi ini, berarti Anda harus meluangkan waktu menganalisis apa yang Anda inginkan, baik dari diri Anda sendiri maupun dari orang tersebut. Jika Anda ingin membuatnya dipecat, berarti Anda harus memikirkan cara bagaimana melakukannya.
Jika Anda ingin melakukan konfrontasi dengannya secara langsung, lakukan kontak mata tanpa harus melakukan “tatapan menantang”. Jangan banyak berkedip atau mengalihkan kontak mata karena hal ini bisa menandakan kelemahan atau kegugupan Anda. Berdiri dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri.
Apa pun pilihannya, Anda punya hak penuh atas pilihan tersebut.

Munculnya Kelicikan Manusia

Kelicikan manusia, sebuah kondisi yang mencerminkan suatu ketidak normalan bertindak, memang kita akui semua orang memiliki kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang melanggar hukum, hanya saja jika dia memahami makna hukuman yang akan diterimannya maka kecenderungannya akan bertindak jujur. Manusia diberi dua pilihan oleh Allah SWT mau melalui jalur sorga alias kebenaran maupun jalur neraka alias jalur dosa, setiap orang dengan leluasa diberi kebebasan memilih, karena jalur pilihannya tidak langsung mendapatkan balasan secara fisik sehingga banyak manusia yang menyepelekan, oleh karenanya seperti tanpa dosa saja orang melakukan perbuatan yang melanggar hukum, misalnya korupsi , manipulasi, dan model kong kalikong lainnya yang merugikan negara dan masyarakat, bahkan perbuatan a susila dengan gampang dipertontonkan kepada masyarakat umum.
Jaman ini memang seperti memasuki jaman kolobendu, ditandai dengan mudahnya manusia melakukan perbuatan dosa dengan terang terangan, banyak pelaku pejabat yang nyata nyata melakukan pelanggaran hukum masih saja berani tampil dimuka umum dengan senyum senyum, bahkan mengatakan bahwa perbuatannya tidak ada yang salah.
Salah satu sebab mengapa manusia memiliki sifat licik, inilah yang akan kita bahas dalam tulisan ringan ini, manusia jika sudah dalam kondisi kepepet alias terdesak maka akan menghalalkan segala cara, walaupun sebenarnya hati kecilnya bertentangan namun dalam upaya untuk menutupi kelemahannya maka dia bersedia melakukan perbuatan tersebut, oleh karenanya suatu saat kita bisa melakukan jurus ini jika koridur hati kita yang terdalam sudah lemah dan keimanan kita lemah, dalam ajaran Islam disebutkan kita tidak boleh memakan bangkai saudaranya sendiri, alias kita tidak boleh membiarkan saudara kita seiman sampai terjerumus kehal yang melanggar hukum, seyogyangan kita harus segera cancut taliwondo untuk membantu saudara kita, agar tingkat keimanan tetap terjaga, hal ini dimasudkan agar saudara kita yang sedang bermasalah ini tidak terjebak dalam kufur nikmat/senang dengan perbuatan dosa, oleh karena itu wahai saudara saudaraku seiman seyogyanya jika ada teman kita yang mengalami kesusahan maka cobalah kita bantu sekuat tenaga kita dalam bentuk apa saja , tidak selalu dalam bentuk materi tetapi bisa juga dalam bentuk sumbang saran dan memperkenalkan kepada teman kita yang bisa mengatasi masalahnya, karena Menurut Hadist Nabi kita , sebaik baiknya manusia adalah manusia yang sebesar besarnya bermanfaat bagi manusia yang lain , sumbangsih kita kepada sesama yang merupakan tolok ukur tingkat keimanan kita, semakin banyak yang kita bantu maka sebenarnya itu semua merupakan tabungan kita kelak yang bisa kita gunakan sebagai amal ibadah kita dan itu merupakan investasi akhirat.Oleh karena itu jangan sampai saudara kita menggunakan kelicikan atau akal bulusnya untuk dalam menyelesiakan masalah , karena jika dibiarkan maka semua masalah jika diselesaikan dengan melanggar hukum maka akibatnya akan panjang,dan berlarut larut.
Setiap manusia yang sadar akan kondratnya maka dia akan berfikir seribu kali jika akan melakukan perbuatan melanggar hukum , karena akibat yang ditimbulkannya akan fatal dan merembet sampai ketingkat berkurangnya keimananan, sehingga dimata Allah digolongkan orang yang merugi, sehingga pada akhirnya dia merasa semua perbuatanya tidak barokah sehingga akan lebih buruk kondisinya, semua jika ada niatan jelek maka hasilnya pasti tidak barokah , tetapi jika perbuatan berniatan hal yang baik maka hasilnya bisa diopastikan barokah.
Sekali lagi kepada saudara saudara kita seiman , coba kita merenung sebentar seberapa besar sumbangsih yang telah kita lakukan untuk kebaikan sesama, kalau dalam hari ini belum melakukan perbuatan yang baik maka kita dogolongkan orang yang pelit, tetapi jika kita sudah terbiasa berbuat baik kepada sesama maka kita digolongkan orang yang beruntung , orang yang beruntung akan menemui segala sesuuatunya dengan mudah karena ada kekuatan Ilahi yang senantiasa membimbingnya kejalan yang dirihoi Allah, sekali lagi marilah kita berupaya untuk melakukan perbuatan yang mendukung tidak terwujudnya niat licik yang dilakukan oleh saudara kita yang dalam kondisi terhimpit kasulitan ekonomi atau bermasalah , karena jika bisa memberikan bantuan kepada mereka maka nilainya disisi Allah sangatlah mulia dan bernilai Sorga janatun naim , imbalannya adalah Sorga, oleh karena itu marilah kita tidak pelit untuk membantu teman atau saudara yang memang mengalami kesusahan atau penderitaan , oleh karenanya harta yang barokah jika diberikan kepada orang lain yang sedang kesusahan atau sedang menderita akan dilipat gandakan oleh Allah dengan hitungan deret Hitung alias berlipat lipat ... percayalah !

Kamis, 25 November 2010

Bayi Mungil di Rumah Kontrakan

Rieke Diah Pitaloka
Dulu, sewaktu istrinya belum melahirkan, Nuar tak pernah cekcok dengan tetangga. Ia rukun-rukun saja, tanpa persoalan yang berarti. Namun, beberapa minggu sejak anak pertamanya lahir, hampir tiap malam Nuar harus beradu mulut dan bersitegang urat leher dengan tetangga-tetangga sesama penyewa rumah kontrakan.
Betapa tidak? Saat bayi Nuar baru saja bisa tidur, selalu ada saja yang menyalakan sepeda motor. Bayi mungil itu sering kaget, lalu menangis dan menidurkannya kembali susah minta ampun. Sekali dua Nuar berusaha sabar, tapi lama-lama ia terpaksa menegur Pak Ardan yang seenaknya menyalakan mesin sepeda motor persis di samping kanan rumahnya. Motornya sudah sampai di pintu rumah, tapi mesinnya tidak juga segera dimatikan. Seketika itu juga bayi Nuar langsung mengeyak karena terkejut.
"Pak, bayi saya baru saja tidur. Lain kali kalau sudah dekat rumah, motornya dituntun saja, Pak."
"Maaf deh, Pak," balas Pak Ardan, tapi mukanya cemberut.
Tak lama setelah menegur Pak Ardan, Nuar kembali dikagetkan oleh raungan sepeda motor. Bunyinya serasa petir di telinga Nuar, dan lagi-lagi istri Nuar harus menggendong bayinya yang menangis karena terkejut. Bergegas Nuar menghampiri pemilik sepeda motor yang ternyata tamu Pak Sutar yang rumahnya persis di sebelah kiri kontrakan Nuar.
"Bang, ntar kalau mau nyalain motor, tolong agak jauhan dikit dari sini. Saya punya bayi."
"Oh Pak Nuar. Maafin ya, teman saya ini nggak tahu kalau di rumah Bapak ada bayi," sela Pak Sutar yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu.
Dengan wajah cemberut Nuar masuk karena bayinya makin rewel. Sementara itu, Pak Sutar seperti merasa bersalah pada tamunya yang baru saja kena tegur.
"Jangan diambil hati, Pak! Sirik aja tu orang. Gitu aja pake marah. Orang itu iri karena semua penghuni kontrakan di sini punya motor, kecuali dia."
"Sudahlah Pak Sutar, jangan diperpanjang lagi. Nggak apa-apa kok!"
Untuk beberapa saat Nuar bisa agak tenang. Ia dan istrinya bisa istrirahat karena bayi mereka mulai nyenyak tertidur. Tapi, tepat pukul dua belas malam, suara bising sepeda motor mulai mengusik lagi. Kali ini lebih keras suaranya. Semula Nuar hanya mengintip dari balik jendela, memastikan siapa gerangan yang masih belum tahu kalau di rumahnya ada bayi. Oh, ternyata itu suara motor salah satu penghuni kos-kosan yang jaraknya hanya beberapa meter dari kontrakan Nuar. Setelah Nuar menunggu beberapa lama, mesin motor itu belum juga dimatikan, malah sengaja gasnya seperti dimain-mainkan seperti montir di bengkel. Sekali lagi Nuar terburu-buru membuka pintu, lantas menghampiri pemilik sepeda motor sialan itu.
"Hei, lu pikir ini jalan milik nenek moyang lu, hah? Mau digebukin orang satu RT lu? Cepat matikan motormu!" begitu Nuar menggertak.
"Maaf Pak, maaf!"
"Maaf, maaf. Lu nggak denger anak gua bangun gara-gara motor lu? Brengsek!"
Begitulah masalah yang kini tengah dihadapi keluarga kecil Nuar. Sudah tak terhitung lagi berapakali ia ribut dengan tetangga-tetangga yang tidak toleran itu. Nuar sudah melaporkan masalah ini pada pemilik rumah kontrakan. Tapi, alih-alih beroleh pembelaan, pemilik rumah kontrakan dan tetangga-tetangganya menganggap Nuar iri dan sakit hati. Sebab, dari semua penyewa di rumah kontrakan itu hanya Nuar yang tidak punya sepeda motor.
Sebenarnya Nuar bukan tidak mampu membeli sepeda motor, cuma ia tidak mau. Nuar merasa tidak nyaman mengendarai sepeda motor di kota yang semrawut ini. Naik sepeda motor sama saja dengan merelakan diri untuk menghirup debu dan residu setiap hari. Dalam hal ini Nuar memang agak berbeda dari tetangga-tetangganya yang tak segan-segan berutang asal punya sepeda motor. Tak jarang, yang semula membangga-banggakan motor baru, kemudian harus menanggung malu karena sepeda motornya ditarik dealer. Cicilannya menunggak.
Bila Nuar mau, ia tak perlu mencicil, beli lunas pun Nuar mampu. Tapi, Nuar tak mau. Lagi pula ia belum terlalu butuh sepeda motor. Bagi Nuar, tinggal di rumah kontrakan untuk sementara saja. Kelak bila tabungannya sudah mencukupi, ia berniat membeli rumah sederhana yang lingkungannya jauh lebih ramah, toleran, dan saling menghargai. Bila perlu di lingkungan orang-orang terdidik, supaya anaknya bisa bergaul dengan anak-anak orang pintar, bukan dengan anak-anak orang goblok di lingkungannya saat ini.
Anehnya, beberapa minggu belakangan ini, Nuar tak pernah lagi cekcok dengan tetangga-tetangga gara-gara suara bising sepeda motor yang bikin kaget bayinya. Seberapa pun kuatnya raungan mesin sepeda motor di depan, sebelah kiri atau sebelah kanan rumahnya, Nuar tak pernah lagi tergesa keluar rumah untuk menegur atau bahkan menggertak orang yang tak punya otak itu. Istrinya, bayinya, bahkan ia sendiri tetap saja bisa tidur nyenyak. Hanya sesekali saja mereka bangun, itu pun kalau bayinya minta mimik atau ngompol. Sampai ada yang menduga, jangan-jangan Nuar memasang alat kedap suara di rumahnya.
"Pak Nuar, anaknya masih sering terganggu bising suara motor? Kalau iya, akan saya usir saja mereka!" tanya Haji Rosid, pemilik rumah kontrakan. Tumben orang ini peduli dan mau membantu Nuar. Oh iya, mungkin karena beberapa hari lalu istrinya juga melahirkan.
"Sama sekali tidak, Pak! Saya tidak merasa terganggu lagi," jawab Nuar
"Kenapa begitu? Anak bayi kan gampang kaget? Apalagi karena bising suara sepeda motor."
"Daripada tiap malam saya ribut dengan tetangga, mending saya ajari bayi saya menyesuaikan diri dengan kebisingan itu. Beres kan, Pak?" jelas Nuar. (*) Foto: www.togamas.co.id
©2010 VHRmedia.com

Menakar Harga Perempuan

Rieke Diah Pitaloka

Konon orang-orang Gunungkidul melihat pulung gantung beberapa hari sebelum bencana gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta. Sebentuk sasmita alam dalam wujud bola cahaya sebesar batok kepala berwarna biru kemerahan melayang-layang di angkasa. Sejak lama orang-orang Gunungkidul percaya pulung gantung sebagai pertanda musibah maha-dahsyat bakal tiba. Percaya atau tidak, banyak yang mati gantung diri setelah menyaksikan firasat gaib itu. Sejumlah penelitian perihal kecenderungan bunuh diri di Gunungkidul kerap dihubungkaitkan dengan mitos pulung gantung. Mereka memilih mati lebih dulu, sebelum petaka itu datang, toh nanti juga bakal mati.

Begitulah jalan aman yang ditempuh ayah Tini seperti dikisahkan novel Harga Seorang Wanita (2006) yang saya baca beberapa bulan lalu. Suatu malam, ayah Tini melihat pulung gantung meluncur dari langit dan jatuh di atap rumahnya. Esok pagi orang-orang Desa Wiloso menemukan mayat lelaki itu menggantung di dahan pohon jati, tak jauh dari rumahnya. Tak lama berselang, bala yang mereka takutkan sunggguh-sungguh tiba: Desa Wiloso terancam kelaparan. Panen gagal, wabah busung lapar berjangkit, kemarau berkepanjangan, sawah ladang retak-rengkah, sapi dan kambing kurus kering karena rumput sukar didapat. Orang-orang terpaksa makan tiwul. Tapi, bagi Simbok, itu bukan salah pulung gantung, bukan pula salah alam Gunungkidul yang tak ramah, melainkan sudah pepesthen, kepastian yang tak bisa dielakkan. Miskin, lapar, makan tiwul, dan bunuh diri adalah takdir. Menjanda setelah kematian suami juga takdir.

Di saat para pengarang kita sibuk membungkus cerita dengan aneka kemasan yang mengkilat, kinclong, sedap dipandang mata (tapi abai isi), pengarang buku itu justru mencibirkan segala macam permainan bentuk yang mengasyikkan itu. Ia justru menukik di kedalaman sumur kemelaratan di dusun-dusun Gunungkidul. Tengoklah peruntungan Simbok! Tersebab miskin, suaminya nekat gantung diri (meski dengan dalih pulung gantung). Karena miskin, Simbok jadi gundik pamong desa (Wirono), jadi babu dan pemuas berahi Bendoro. Wajah ayunya jadi bopeng, remuk tak berbentuk. Disiram air panas oleh Raden Sunartijah (istri Bendoro) saat tertangkap basah sedang mengeroki Bendoro.

Namun, pulung gantung tak pernah enyah dari hidup Simbok. Lagi-lagi bola cahaya biru kemerahan itu meluncur dari langit, jatuh di atap usang rumah gedeknya. Kali ini firasat perihal bala yang bakal menimpa Tini, anak perempuan satu-satunya. Simbok gelisah sejak Tini mohon izin untuk bekerja di Yogya. Dalam terawang batin Simbok, pesakitan Tini tinggal menunggu hari. Cepat atau lambat kembang desa Wiloso itu bakal ditimpa nestapa sebagaimana disasmitakan pulung gantung. Pelan-pelan terkuak juga rasa penasaran Simbok perihal Tini yang tiba-tiba ingin meninggalkan Gunungkidul. Benar! Ternyata niat merantau bukan kemauan Tini. Perempuan beranak satu itu tergadai pada Parman, juragan panti pijat di kawasan Gedongkuning. Ini ulah Jono, suami Tini. Jono harus menebus sepetak ladang yang tergadai. Bila tidak lekas ditebus, ladang akan berpindah tangan. Parman tak keberatan meminjamkan uang 10 juta rupiah, dengan syarat Tini harus bekerja di Griya Pijat Nikmat selama 5 tahun. Apa boleh buat, bagi Tini, ketergadaian tubuh dan dirinya itu mungkin sudah suratan, sebagaimana takdir Jono yang harus rela istrinya jadi sundal.

Sejak itu Tini bukan gadis desa yang lugu dan pemalu lagi. Ia berubah jadi perempuan pemberani. Tak gamang lagi bila berhadapan dengan laki-laki. Tini makin telaten memijat, makin piawai memuaskan hasrat menggebubung para lelaki hidung belang. Pelajaran pertama Tini di panti pijat itu adalah merelakan tubuhnya diperkosa Parman. Perempuan paling ayu di Desa Wiloso itu sama sekali tidak memberikan perlawanan saat tangan kasar Parman menerkam pinggang langsingnya.Untuk apa? Lambat laun tetap saja akan diperkosa. Jadi, dibiarkannya Parman melunaskan dendam masa lalu. Sebelum dipersunting Jono, Parman pernah datang ke Wiloso. Ia hendak memperistri Tini, tapi perempuan itu dalam genggaman Jono.

Berapakah takaran "harga" perempuan yang ditawarkan novel itu? Menimbang kebejatan Wirono, Bendoro, Jono, Parman, atau Andi yang meski berkenan menyelamatkan Tini (tapi menolak komitmen pernikahan), "jangan-jangan" tidak ada takaran harga bagi perempuan. Harga Simbok dan Tini hanya tergantung bagaimana para lelaki memperlakukannya. Seamsal barang rongsokan, tergantung bagaimana pengguna mengukur manfaatnya. Tak ada takaran harga pasti. Agaknya, di sinilah pentingnya realitas keterpurukan Simbok, Tini, dan Murti (anak perempuan Tini dari perkawinannya dengan Jono) yang digambarkan pengarang dengan cara bertutur bersahaja. Nestapa Tini seperti mendaur ulang luka lama Simbok. Bedanya, Tini bukan perempuan yang nrimo. Baginya, ketertindasan itu bukan karena pulung gantung (Tini bahkan tak percaya mitos konyol itu), bukan pula karena suratan takdir, melainkan karena ulah laki-laki. Maka, ia harus melawan, meski akhirnya tetap kalah (dikalahkan?). Puncak kemurkaan Tini terjadi pada sebuah malam jahanam saat ia menikamkan belati ke perut Jono, persis saat suaminya itu sedang berhimpitan dengan Suti, ronggeng dari Karangnongko. Alih-alih menebus gadaian pada Parman, Jono malah berniat menikah lagi dengan Suti. Digondolnya tabungan Tini selama bekerja hampir 5 tahun sebagai pemijat plus. Alhasil, Jono mati bersimbah darah di tangan istrinya sendiri, Tini meringkuk di penjara. Kalah jadi abu, menang jadi arang. Tak lama kemudian Simbok bunuh diri setelah melihat pulung gantung untuk ke sekian kalinya.

Nama pengarang buku itu sesungguhnya Ngarto Februana, tapi yang tertera di sampulnya hanya Februana (seakan-akan nama perempuan). Seolah-olah kata Ngarto terlalu ndeso dan kolot. Padahal realitas yang hendak digambar Ngarto memang ndeso, melarat, dan kampungan, bukan dunia teenlit, metropop yang banyak digandrungi akhir-akhir ini. Barangkali tema-tema seputar kemiskinan, kemelaratan, dan ketertindasan memang sedang "miring" harganya. Jadi, perlu dikemas sedemikian rupa agar laris di pasaran.... (*)

Mereka yang tumbang paling awal. Dan bangkit paling akhir.




 Prasetyo tidak pernah menyangka rontoknya pasar saham Wall Street di Amerika Serikat akan menjungkalkan periuk nasi keluarganya. Dia juga tidak pernah percaya anjloknya harga saham bernilai miliaran dolar di tempat nun jauh di sana ternyata menyebabkan dia kehilangan pekerjaan.

Awal Desember ini Prasetyo resmi dipecat dari tempatnya bekerja, PT Kem Farm Indonesia, Semarang. Sebelumnya perusahaan pengekspor produk pertanian ini hanya akan merumahkan ribuan karyawan. Ada harapan, meski upah yang diterima hanya separo.

Namun belakangan managemen menyatakan perusahaan akan dibeli investor baru asal Taiwan. Buruh diminta memilih mengundurkan diri dan menerima pesangon atau bertahan tapi nasib terkatung-katung di bawah managemen baru. "Seperti dipaksa, kami akhirnya mengundurkan diri," kata Prasetyo.

 Prasetyo bersama ribuan buruh lainnya menerima uang pesangon Rp 10 juta. Bermodal uang itu dia berniat meninggalkan rumah yang dikontrak bersama buruh yang sudah berkeluarga lainnya. Prasetyo akan memboyong Amy, istrinya, dan Divitri Aulia, anaknya, yang tahun depan harus masuk sekolah untuk memulai hidup baru sebagai peternak di Temanggung, kampung halamannya.

"Saya sudah tua dan tidak punya keterampilan khusus, jadi lebih baik pulang kampung. Sebodoh apa pun, saya pernah bertani dan beternak, jadi sedikit banyak punya pengalaman," ujar Prasetyo.

Bernasib tidak jauh berbeda, Sularjo, buruh pelitur dan mengecat di pabrik mebel dan kerajinan milik sebuah galeri besar di Jalan Imogiri Barat, Bantul, Yogyakarta, ini mengaku sudah dua pekan dirumahkan oleh majikan. Pemilik galeri merumahkan Sularjo dan belasan buruh lainnya, karena produk kerajinan belum laku hampir dua bulan. Kiriman pesanan mebel ke luar negeri dibatalkan dan stok barang masih menumpuk di gudang.

Bisnis kerajinan yang memiliki target pasar utama di Amerika dan Eropa menerima dampak paling hebat dari krisis ekonomi. Lesunya ekonomi di negara tujuan ekspor menyebabkan pasar semakin loyo. Orang-orang sedang mengencangkan ikat pinggang dan mengerem nafsu membeli barang kebutuhan tertier.

Meski hanya mendapat upah Rp 450 ribu sebulan plus uang makan Rp 5 ribu sehari, Sularjo mengaku dapat mencukupi kebutuhan kelurganya. "Pasaran (upah) tukang pelitur sama cat oven memang segitu di sini. Kalau di kota mungkin lebih banyak. Yang di kantor (bagian manajemen) saya denger 600 ribu rupiah. Mereka lulusan SMEA apa SMA gitu," kata Sularjo.

Berbeda dari mekanisme merumahkan buruh perusahaan besar, galeri tempat Sularjo bekerja tidak membayar gaji pokok buruh selama dirumahkan. Sularjo hanya "dibekali" janji dipekerjakan kembali jika pesanan barang kembali ramai. "Tidak enak mau protes. Ibunya (majikan) bilang dua bulan ndak ada penjualan besar. Mungkin dia ndak punya uang untuk gaji pekerja," ujarnya.


Ketika gelombang krisis ekonomi menggulung menjelang penghujung tahun 2008 dampaknya belum terlalu dirasakan oleh hampir seluruh pelaku bisnis di Indonesia. Sejumlah pengamat ekonomi bahkan yakin krisis kali ini tidak akan mampu mengolengkan perahu ekonomi negara. 

Namun hanya berselang 5 bulan sejak pasar saham Amerika dan Eropa limbung di "tinju" krisis, awal November, ribuan buruh dirumahkan, bahkan dipecat. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan, pada bulan krisis sampai akhir 2008 akan terjadi pemecatan 23.927 buruh. "Jumlah ini yang dimonitor sampai November 2008," ujarnya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Porvinsi Banten mencatat, sejak krisis ekonomi global terjadi sudah 11 ribu buruh dirumahkan. Kepala Disperindag Provinsi Banten Hudaya mengatakan, tidak  tertutup kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah di tahun depan. "Banyak industri yang mengeluh. Untuk bertahan saat ini terasa sangat berat."

 Rentannya posisi buruh menjadi "tumbal" mengatasi krisis oleh perusahaan disoroti Lembaga Bantuan Hukum Jakarta sebagai masalah serius tahun ini. LBH mengaku menerima pengaduan 185 kasus sengketa perburuhan dengan korban mencapai 10.176 orang. Kasus yang ditangani umumnya terkait pemecatan sepihak.

Munculnya UU 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) justru menghilangkan tanggung jawab pemerintah menjamin penghidupan yang layak bagi warga negara. "Negara justru menyilakan buruh dan pengusaha bertarung. Padahal posisi antara buruh dan perusahaan sangat tidak seimbang. Dalam konteks perburuhan, negara harus memberikan proteksi pada buruh," kata Hermawanto, pengacara publik LBH Jakarta.

Terompet tahun baru tampaknya tidak akan nyaring tahun ini. Kembang api yang disulut di pusat kemakmuran kota tidak akan terang berpendar. Semua redup. Semua cemas berharap mesin uang pasar saham Wall Street kembali bergeliat, sambil menghitung jumlah korban yang ambruk disapu badai krisis. (E1)

Angga Haksoro, Andhika Puspita Dewi, Kurniawan Tri Yunanto, Reza Yunanto, Ginanjar Hambali, dan Hervin SaputraFoto-foto: VHRmedia.com/Andhika PD/Kurniawan TY ©2010 VHRmedia.com

Bukan Salah Kartinem

Rieke Diah Pitaloka
Muka Kartinem pucat pasi. Sepucat tissue basah yang biasa digunakannya untuk mengelap selangkangan Aditya, bila bayi tujuh bulan itu buang air besar. Pagi itu Nyonya Siska (mama Aditya) membentak-bentak Kartinem, baby sitter yang telah merawat dan mengasuh bayinya sejak usia satu minggu. Aditya kini sedang terbaring di ruang ICU sebuah rumah sakit. Bayi itu terserang diare hebat. Kata dokter, ia perlu perawatan khusus, karena mengalami dehidrasi berat. Bila tidak, akibatnya fatal. Aditya bisa kejang-kejang. Saraf-saraf tubuhnya bisa lumpuh total.

Nyonya Siska panik. Uring-uringan. Marah-marah. Ngomel-ngomel. Menuduh Kartinem sebagai penyebab diare Aditya.

"Sudah berkali-kali saya ingatkan, botol susu harus steril!" hardik Nyonya Siska.
"Sudah saya sterilkan, Bu," sela Kartinem, gugup.
"Jangan membantah! Sudah jelas kamu yang salah. Nggak becus!" omel Nyonya Siska lagi, matanya melotot.

Meski masih muda belia, Kartinem sudah malang melintang di dunia asuh-mengasuh bayi selama delapan tahun. Saking lamanya, ia sampai lupa nama-nama bayi yang pernah dirawatnya. Kartinem cekatan dan telaten. Ia sangat paham tabiat bayi. Ia mengenal bayi seperti ia mengenal telapak tangannya sendiri. Bayi serewel apa pun, selalu nyaman dan diam dalam dekapannya. Karena itu, Kartinem terbilang pengasuh bayi berpengalaman. Rasanya tak mungkin ia lupa mensterilkan botol susu Aditya. Mustahil pula ia yang menyebabkan Aditya terserang diare. Tapi, apa boleh buat! Baby sitter tetaplah baby sitter. Pengasuh tetap saja pengasuh. Mungkin, bagi Nyonya Siska, baby sitter sama seperti Ninuk dan Kunti, dua orang pembantu di rumahnya. Pagi itu juga Kartinem harus angkat kaki dari rumah Nyonya Siska. Kesalahannya tak terampuni. Kartinem dipecat, hanya karena dugaan yang belum tentu benar. Majikan Kartinem tak mau ambil risiko. Bila Kartinem dipertahankan, bisa saja si kecil Aditya terserang penyakit yang lebih parah lagi. Kartinem pun bergegas membuntal pakaian, meninggalkan rumah itu.

Untunglah beberapa hari kemudian Aditya sembuh. Ia sudah melewati masa kritis. Bayi itu kembali lincah dan gesit seperti semula. Kata dokter, diare Aditya bukan karena botol susu yang tidak steril, melainkan karena susu formula yang dikonsumsi Aditya kelebihan kandungan lactosa. Dokter menyarankan susu Aditya diganti dengan susu formula yang rendah kadar lactosa. Selesai satu masalah, timbul masalah baru. Nyonya Siska kerepotan merawat Aditya. Bayi itu rewel terus-terusan sejak kepergian Kartinem. Semula Nyonya Siska dan suaminya agak sungkan menghubungi yayasan penyalur baby sitter tempat Kartinem kini berada. Tapi, kalau mereka mencari baby sitter lain, penyesuaiannya pasti butuh waktu. Aditya bisa lebih rewel lagi. Dengan berat hati, Nyonya Siska tetap meminta Kartinem kembali ke rumahnya.

"Maaf Bu, Kartinem sudah pulang ke Magelang!" begitu jawaban pihak yayasan ketika ditelepon Nyonya Siska
"Kapan dia balik ke Jakarta? Kami sangat butuh!" tegas Nyonya Siska.
"Kami kurang tahu. Tapi, kami masih punya beberapa orang baby sitter kalau Ibu mau."
"Tidak. Kami akan tunggu Kartinem!"

Sementara itu, di sebuah desa kecil di daerah Muntilan (Magelang), seorang gadis muda tampak sedang bimbang. Padahal, bila sudah kembali ke Jakarta, tidak akan sulit ia mendapatkan majikan baru. Cuma, ia khawatir kalau ketemu majikan seperti Nyonya Siska, yang main bentak semaunya, main pecat seenaknya. Dulu, Kartinem memilih ikut pendidikan baby sitter karena ia tidak mau jadi pembantu. Bagi Kartinem, pengasuh bayi punya keahlian khusus, tidak bisa diperlakukan sama dengan pembantu. Tapi, amarah Nyonya Siska masih saja terbayang di benaknya. Kartinem takut bila majikan barunya nanti juga memperlakukan dirinya seperti pembantu. Ia enggan kembali ke Jakarta. Padahal, banyak nyonya kaya menunggu Kartinem, termasuk Nyonya Siska yang terus -menerus merasa bersalah setelah mengusir pengasuh bayi terbaik yang pernah ia miliki....
©2010 VHRmedia.com

Selasa, 23 November 2010

RAMALAN JIN SING SING DARI DANAU SINGKARAK

Jin Sing Sing adalah peliharaan seorang dukun santet di Sumatera Barat. Kemudian dia dibebaskan dari kungkungan sang dukun, dan kini dia bisa dipanggil oleh pemeliharanya. Salah satunya untuk dimintai ramalan. Seperti apakah ramalan sang jin…?
Maya tiba-tiba berubah. Perempuan berdarah minang yang kalem itu mendadak sangar. Tatapan matanya tajam, seperti harimau hendak menerkam mangsanya. Prilaku Maya tak lagi memperlihatkan jati dirinya sebagai seorang wanita. Maya, bukan nama sebenarnya, lebih pantas disebut seorang lelaki atau wanita yang liar. Mulutnya menceracau menceritakan hal-hal aneh yang menurut akal sehat sulit diterima. Sesekali mulutnya itu mengepulkan asap rokok yang dihisapnya dalam-dalam. Kala itu, Maya memang tengah kerasukan Jin Sing Sing dari Danau Singkarak, Sumatera Barat.

Menyaksikan keadaan Maya yang tengah kerasukan Jin Sing Sing memang mengkhawatirkan. Perempuan kurus yang berbalut T-Shirt dan celana jeans biru ini benar-benar kehilangan akal sehatnya. Tatapan matanya yang tajam bisa berubah mendadak layu, kedipan matanya pun menjadi jarang. Kepalanya merunduk seperti orang tengah tidur, tapi mulutnya terus menceracau tak mau berhenti.
Suasana di rumah Uda Darmawan di Cipinang, Jakarta Timur pun terasa angker dan menakutkan. Aura mistik menyelimuti rumah dua tingkat yang sempit itu. Yah, Jin Sing Sing memang tengah berada dalam raga Maya dan menguasai seluruh kekuatan mistik yang ada di sana.
Tapi dibalik semua itu ada hikmah yang bisa diambil dari kesurupan yang dialami Maya. Perempuan itu mendadak banyak tahu soal keadaan Indonesia dan situasinya saat ini. Maya yang tengah kesurupan itu juga bisa meramalkan apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Tak hanya itu, Maya juga bisa menebak dengan benar apa yang ada dalam diri seseorang. Termasuk juga Maya bisa menebak isi hati seorang wartawan yang menyertai Misteri saat itu.
Dalam keadaan kesurupan Maya memang bisa diperintahkan apa saja. Dan memang untuk itulah Misteri datang ke rumah Uda Darmawan.
Di rumah Darmawan, Maya menceritakan kebobrokan moral para pemimpin negeri ini. Menurutnya hal itu yang perlu dibenahi saat ini agar Indonesia ini bisa menjadi negara yang makmur dan rakyatnya sejahtera. Tapi korupsi di negeri yang subur makmur ini sepertinya tak akan berhenti.
Dalam keadaan kesurupan, Maya menceritakan betapa hebatnya korupsi yang ada dalam tubuh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan katanya lebih besar ketimbang pemerintah-pemerintah sebelumnya. Meski Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk Pemerintah SBY mampu menjerat beberapa orang koruptor dan menjebloskannya ke penjara, tapi masih tak sebanding dengan nilai yang dikorup oleh mereka.
Masih dalam keadaan kesurupan, Maya juga mengatakan bahwa pemerintahan SBY akan mampu bertahan hingga akhir masa jabatannya. Namun di penghujung tahun 2008, SBY akan digoyang berbagai kasus yang menjerat dirinya dan merusak nama baiknya sebagai presiden. Bukan tanggung-tanggung, badai yang mendera SBY itu akan datang dari para politikus senior dan petinggi-petinggi TNI yang telah pensiun dan yang masih aktif memegang jabatan penting.
Sebagai presiden berdarah Jawa yang memahami hal-hal mistik, SBY juga telah mengantisipasi serangan mistik. Hal ini diutarakan Maya ketika dia ditanya Misteri tentang kemungkinan kekuatan mistik yang bakal menyerang presiden asal Pacitan, Jawa Timur ini. Menurut Maya yang masih kesurupan, SBY telah menanam tumbal di setiap pojok Istana Negara di Jakarta. Tumbal-tumbal itu sengaja ditanam sejumlah orang pintar dan linuwih yang membekingi SBY. Dalam penglihatan Maya, di setiap sudut Istana Negara tertanam kepala kambing kendit dan beberapa ubo rampe.
“Semua pemimpin di negeri ini menggunakan jasa mistis spiritual atau apalah namanya,” ujar Maya dalam logat Minang yang medok.
Dari sekian banyak ucapan-ucapan yang menceracau dari mulut Maya, yang paling menarik adalah akan adanya gempa besar yang mengguncang Pulau Sumatera dan Jawa. Akhir Desember 2007, warga Bengkulu dihebohkan oleh adanya prediksi dari seorang ilmuwan Brazil yang mengatakan akan adanya gempa yang diikuti tsunami di pantai Bengkulu. Tapi ternyata itu tidak terbukti. Menurut Maya, gempa yang diikuti tsunami itu akan terjadi pada Desember 2008. Gempa ini dilihat Maya akan mengguncang pantai selatan pulau Sumatera, bukan hanya Bengkulu.
Masih dalam keadaan trance, Maya juga mengatakan pulau Jawa akan diguncang gempa hebat di pertengahan tahun 2009. Lokasi terparah akibat terjangan gempa ini adalah daerah Surabaya hingga ke ujung timur pulau Jawa. Selanjutnya gempa-gempa berkekuatan kecil juga terus mengguncang hingga ke ujung timur Indonesia. Dan sebuah gempa berkekuatan di atas 6 skala richter (SR) akan memporak-porandakan jajaran pulau Nusa Tenggara dan Timor Leste.
Jin Sing Sing yang merasuki raga Maya juga mengisyaratkan agar manusia berhati-hati dengan bencana air dan tanah sepanjang tahun 2008 hingga 2012. Menurut Jin yang berasal dari Danau Singkarak, Sumatera Barat ini, sepanjang 5 tahun ke depan kekuatan air dan tanah akan menguasai seluruh permukaan bumi. Tanah dan air yang kita huni akan meminta tumbal atas kesalahan yang telah kita lakukan. ]
“Manusia telah memperlakukan tanah dan air dengan semena-mena, maka dia akan marah dan menuntut balas,” tutur Jin Sing Sing yang meminjam wadag Maya.
Sebenarnya, jika kita mau membaca alam raya, apa yang diutarakan Maya meski dalam keadaan kesurupan ini memang benar. Bahwa bumi diciptakan Tuhan dengan kondisi yang seimbang. Di atas bumi yang kita pijak ini terdapat empat unsur yang saling berkaitan, ada tanah, air, api dan udara, dimana jumlah unsur-unsur harus tetap seimbang. Ketika salah satu unsur berkurang, atau salah satu unsur malah berlebih, maka dengan caranya sendiri alam akan menyeimbangkan dirinya.
Misalnya, ketika alam kelebihan api, maka manusia akan merasakan kepanasan. Sadar atau tidak, manusia akan mancari air untuk minum atau tempat-tempat sejuk dan dingin yang didominasi air dan tumbuhan. Dalam skala yang lebih besar, ketika alam kelebihan unsur api (panas bumi-Red.), alam akan menyeimbangkan diri dengan caranya sendiri. Alam akan mengguyur bumi dengan air, maka terjadilah hujan yang berkpanjangan dan mengakibatkan bajir.
Jika air saja tidak mampu menghilangkan dahaga alam, dia akan mencairkan gunung-gunung es. Dan inilah yang sekarang tengah terjadi di atas muka bumi ini. Dengan sombongnya manusia mengeksploitasi alam, membabat hutan hingga gersang dan meludahi langit dengan asap. Tanpa sadar, alam terasa panas dan kita sendiri merasa musim panas beberapa tahun terakhir ini berlangsung lama dan panjang. Maka alam akan mereformasi dirinya. Dia akan membuat musim hujan tahun-tahun ke depan lebih lama dengan curahannya yang lebih besar.
Tak hanya itu, alam juga akan mencairkan gunung-gunung es di wilayah kutub. Ini semua dilakukan alam agar dia tetap dalam keadaan seimbang. Dan penyeimbangan yang dilakukan empat unsur alam ini tentu saja akan berdampak terhadap kehidupan manusia. Tapi itulah resiko yang harus ditanggung manusia. Sebab apapun yang terjadi di muka bumi ini, semua akibat ulah manusia itu sendiri. Kita tak mampu membaca gejala alam.
“Jika alam merasa panas, dia akan mengguyur dirinya dengan air. Maka terjadilah banjir, akibatnya manusia akan kehilangan tempat tinggal atau tanah. Itulah hukum alam,” desis Maya seperti mengigau.
Sesaat kemudian Maya terdiam, dia tengadah seperti tengah menyelidiki sesuatu di langit-langit rumah Darmawan. Cukup lama dia menatap langit-langit rumah itu. Sesekali matanya dipicingkan seperti tengah mengeker atau menyelidiki. Rokok di tangan kanannya tetap mengepul. Mungkin sudah 7 atau 8 batang Maya merokok tanpa putus. Setiap kali rokok di tangannya habis, dia langsung menunjuk setumpuk rokok yang ada di meja. Lalu seorang lelaki di samping kiri Maya dengan setia pula membakar rokok yang terselip di bibir wanita yang usianya baru 20 tahun ini.
Tak berapa lama berselang, Maya berteriak histeris. Dia menjerit, memekakan telinga. Mulutnya terus menceracau mengatakan hal-hal yang tidak jelas dan sulit dipahami. Sesekali tangannya dia rentangkan ke atas. Namun sesaat kemudian tangan mungil berbalut T-Shirt biru itu dia rentangkan ke depan. Maya seperti melihat sesuatu dan mencoba menjelaskannya pada kami. Tapi tak seorang pun diantara kami yang memahami apa maksud Jin Sing Sing yang tengah merasuki raga Maya.
“Mungkin Maya sudah tak tahan, Jin Sing Sing-nya ingin keluar,” cetus salah seorang di antara kami.
“Iya benar, nampaknya raga Maya sudah mulai kelelahan,” Darmawan kemudian membenarkan.
Akhirnya Uda Darmawan berusaha menyadarkan Maya dan mengeluarkan Jin Sing Sing dari perempuan ini. Hanya perlu waktu beberapa detik saja, Maya sudah kembali sadar dan celingukan. Selanjutnya dia berjalan ke belakang seperti orang tak mengerti apa-apa. Dialog dengan Jin Sing Sing pun berakhir dengan selamat.
Jin memang salah satu makhluk Tuhan yang bisa dipanggil dan dimintai tolong oleh manusia. Tapi, sebaik-baiknya Jin, adalah seburuk-buruknya manusia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari tulisan ini.

HEBOH, LUKISAN BUNG KARNO BISA HIDUP

Konon, makhluk halus bernama Jatoro Suro itu merupakan jin penunggu Gunung Kelud yang telah ditaklukkan oleh Bung Karno. Dia menjadi pengawal gaib Bung Karno semasa hidupnya. Setelah sang majikan wafat, Jatoro Suro berdiam di dalam lukisan Bung Karno. Benarkah…?
Lukisan dengan obyek figur Bung Karno yang ada di Museum Bung Karno, menurut sejumlah kesaksian tampak hidup. Konon, ini bisa dilihat di bagian dadanya yang tampak berdetak layaknya orang yang sedang bernafas. Padahal, ketika masih berada di Istana Bogor, lukisan ini tak menampakkan fenomena keganjilan apapun. Lalu, fenomena apa sebenarnya yang terjadi pada lukisan bergambar tokoh proklamator ini? Berikut laporannya….

Di sisi selatan makam Ir. Sukarno di Blitar, Jawa Timur, ada sebuah museum yang lebih dikenal dengan nama Museum Bung Karno. Lokasi museum ini, tepat berhadap-hadapan dengan makam sang Proklamator.
Sebagai museum yang identik dengan Bung Karno, seluruh museum ini berisi barang-barang yang semua ada kaitannya dengan presiden RI pertama tersebut. Mulai dari uang kuno bergambar Bung Karno yang dapat kembali dengan sendiri ketika digulung, buku-buku milik Bung Karno, foto-foto kegiatan suami Fatmawati ini ketika masih menjadi presiden, serta sebuah bendera kuno yang terbuat dari kain penutup dada Fatmawati yang pernah di kibarkan pada tanggal 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok.
Salah satu koleksinya termasuk pula sebuah tas koper besar dari kulit yang selalu dibawa oleh Bung Karno ketika keluar masuk penjara, atau ketika ayah kandung Megawati ini belum menjadi presiden. Disamping itu masih banyak lagi barang-barang milik Bung Karno yang dipamerkan di dalam museum ini.
Selain benda-benda yang mempunyai nilai sejarah yang erat kaitannya dengan Bung Karno, di museum yang tak pernah sepi oleh pengunjung ini, juga terdapat sebuah lukisan besar dengan ukuran 150 cm x 175 cm yang bergambar Bung Karno. Keanehan pada lukisan ini, menurut sejumlah orang yang pernah melihatnya adalah tampak hidup. Konon, siapapun yang melihat lukisan ini sambil memusatkan konsentrasi serta pandangan terarah penuh di bagian jantung Bung Karno pada lukisan ini, maka seketika tampak bergerak, seolah berdetak seperti layaknya orang yang sedang bernafas. Padahal, lukisan bergambar Bung Karno yang sedang menggunakan jas serta berkopiah ini, menurut salah satu penjaga museum bernama Tanwir, 36 tahun, tergolong lukisan baru.
Menurut keterangan Tanwir, gambar Bung Karno yang dilukis di atas kanvas ini, dilukis oleh IB Said pada tahun 2001 yang lalu. Seterusnya, setelah diserahkan kepada keluarga sang proklamator yang meninggal 21 Juni 1970 ini, disimpan di Istana Bogor. Namun tiga tahun setelah disimpan di Istana Bogor, lukisan bergambar lelaki gagah yang lahir 6 Juni 1901 ini, oleh pihak keluarga kemudian dibawa ke Blitar dan disimpan di museum Bung Karno.
Sejak disimpan di Museum Bung Karno, lukisan bergambar putra pasangan suami isteri R. Sukeni Sosrodiharjo dan Ny. Ida Ayu Nyoman Rai ini tampak hidup. Fonemena ini untuk pertama kalinya terjadi ketika perayaan Haul Bung Karno di tahun 2004 yang silam. Ketika itu, banyak pengunjung heboh karena menyaksikan lukisan seperti hidup.
Sejak saat itu, setiap kali ada pengunjung yang masuk museum ini, lukisan ini menjadi obyek yang kali pertama menjadi perhatian mereka. Lebih-lebih lagi, lukisan bergambar tokoh yang makamnya diapit oleh kedua orang tuanya ini, diletakkan tepat di depan setelah pintu masuk.
Lalu, fenomena apa sebenarnya yang terjadi pada lukisan ini?
Menurut penjaga museum Tanwir, sebagaimana cerita orang-orang linuwih yang pernah melakukan tirakat di depan lukisan ini, konon lukisan itu memang ada khodamnya. Menurut Tanwir, khodam lukisan adalah salah satu makhluk halus dari Gunung Kelud yang selalu mengawal Bung Karno ketika sang proklamator ini masih hidup.
Agaknya, setelah Bung Karno meninggal, sosok gaib ini tetap menjadi pengawal setia dan menetap di sekitar makam sang Proklamator. Karena itulah, mengapa lukisan ini baru menunjukkan fenomena setelah dipindah dari istana Bogor ke museum Bung Karno di Blitar.
“Yang jelas, menurut beberapa orang paranormal serta Kyai yang pernah mendeteksi lukisan ini, katanya memang ada sosok mantan pengawal Bung Karno yang sekarang menjadi khodam lukisan ini,” jelas Tanwir kepada Misteri.
Masih menurut pria yang asli Makasar ini, dulu sebelum lukisan ini berada di Museum Karno, sosok gaib khodam tersebut tinggal di sekitar makam sang proklamator. Namun tak jelas di sisi sebelah mana. Tapi yang jelas, berada di dalam komplek makam Bung Karno. Dan setelah lukisan itu berada di museum, mantan pengawal gaib Bung Karno dari Gunung Kelud ini, menghuni lukisan tersebut. Karena itula, menurut Tanwir, kemudian lukisan itu tampak hidup seperti orang yang sedang bernafas.
“Saya bukan supranaturalis, tapi keterangan seperti itu saya dapat dari para orang linuwih yang pernah datang ke sini. Termasuk orang linuwih dari luar Jawa. Dan rata-rata, hasil pendeteksian mereka sama,” papar Tanwir dengan nada serius.
Lalu, bagaimana sosok yang disebut-sebut berasal dari Gunung Kelud ini bisa menjadi pengawal Bung Karno ketika masih hidup dan kemudian tetap setia menunggui tuannya walau sudah wafat?
Sebagaimana cerita Tanwir yang didapat dari para spiritualis yang pernah melakukan pendeteksian dan mampu melakukan komunikasi dengan sosok gaib penghuni lukisan ini, bahwa sebagaimana telah banyak diketahui oleh publik, ketika masih hidup, Bung Karno merupakan orang yang suka melakukan meditasi atau ritual di tempat-tempat keramat. Salah satu tempat yang pernah digunakan Bung Karno untuk melakukan ritual adalah sebuah tempat keramat di Gunung Kelud yang menjadi perbatasan antara wilayah Kabupaten Blitar dan Kediri, yang kini hanya berjarak sekitar 20 km dari makamnya.
Pada saat melakukan ritual inilah, ada sosok makhluk halus yang berusaha menggoda Bung Karno. Namun sang proklamator yang kenyang makan asam garamnya penjara di zaman Belanda ini, tak terpengaruh oleh godaan makhluk halus yang berusaha menggagalkan meditasinya.
Karena digoda tak mempan, kemudian sosok makhluk yang dikenal dengan nama Jatoro Suro ini, berusaha menyerang Bung Karno. Karena diserang, tokoh yang selalu membawa tongkat komando ketika masih menjadi presiden ini kemudian melawannya.
Dalam pertempuran yang sebenarnya terjadi di alam gaib ini, Jatoro Suro berhasil dikalahkan oleh Bung Karno. Karena sudah takluk, kemudian sosok ini menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk mengabdi kepada Bung Karno.
Sejak saat itu, Jatoro Suro menjadi pengawal setia Bung Karno yang berasal dari makhluk halus. Bahkan mungkin satu-satunya pengawal dari alam gaib. Kesetiaan Jotoro Suro kepada Bung Karno, tak hanya sebatas ketika tokoh proklamator ini berada di pulau Jawa. Saat Bung Karno berada di pengasingan karena ditangkap oleh Belanda, sosok lelembut ini masih setia menjadi pengawal. Termasuk saat Bung Karno diasingkan ke Ende, Flores.
Tak hanya sampai di situ kesetiaan Jotoro Suro, setelah menjadi taklukkan Bung Karno. Pasalnya, saaat Bung Karno menjelang ajal, lelembut sakti dari Gunung Kelud ini masih setia mendampingnya. Bahkan hingga Bung Karno wafat. Karena kesetiaannya terhadap orang yang pernah menaklukkan dirinya, setelah Bung Karno wafat, Jatoro Suro kemudian memilih menetap di komplek makam Bung Karno.
Bahkan disebut-sebut, setelah Bung Karno wafat, sosok Jotoro Suro mampu merubah wujudnya menjadi Bung Karno. Karena itu, setelah lukisan yang benar-benar mirip Bung Karno itu dipindah dari istana Bogor ke museum Bung Karno di Blitar, kemudian Jotoro Suro memilih menjadi penghuni gaib lukisan tersebut.
“Kalau cerita yang saya dapat dari para spiritualis luar kota dan seorang Kyai dari Malang yang mampu berkomunikasi dengan sosok makhluk halus penghuni lukisan ini, cerita asal-usulnya ya seperti itu. Mengenai kebenarannya saya kurang tahu. Namun yang jelas, detak atau gerakan di lukisan ini, tanpa rekayasa. Ini asli fenomena gaib,” pungkas Tanwir mengakhiri ceritanya.


sumber :
http://fengshuimobil.blogspot.com/2008/02/heboh-lukisan-bung-karno-bisa-hidup.html

SERUAN PARA RIJALULLAH BUMI MENYIKAPI DUNIA DI AMBANG TUTUP USIA

IDRIS NAWAWI
Rijalullah Bumi: “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam….” Benarkah bencana besar akan kembali tiba?
Seiring akhir zaman, yang di dalamnya terdapat beraneka ragam musibah dan bencana, kini para Rijalullah Bumi telah menyerukan kepada seluruh ummat di dunia, “Perliharalah akhlak dan amalmu sebaik mungkin. Sesungguhnya sebentar lagi bumi akan mengakhiri usianya.”
Keaktifan alam sejak diturunkannya Adam AS dan Saidah Siti Hawa ke permukaan bumi ini merupakan Sunnatullah. Semua sifat alam telah diperintah sang Illahi untuk selalu menjaga dan memberikan kebutuhan hidup bagi manusia, sebagai suatu pengabdian sampai akhir zaman kelak.

Berjuta tahun pengabdian sifat alam masih dijalani hingga kini. Namun, seiring zaman bertambahnya para manusia yang berdiam di atas bumi ini, sifat alam mulai goyah. Ia tak sekokoh dulu lagi. Semua ini bukan semata karena banyaknya manusia dari zaman ke zaman, melainkan karena bertambahnya dosa yang menumpuk atas kedzoliman para makhluk bumi, sehingga alam tak kuat lagi menopangnya.
Kini, seluruh sifat alam mulai berontak dan terus memohon kepada sang Pencipta alam semesta untuk suatu perubahan. Bumi dan laut sudah lebih dahulu memohon untuk mengakhiri hidupnya bersama para manusia yang ada di atasnya.
Bagaimanapun kuatnya sifat alam untuk menjaga alam jagat raya ini, mereka hanya sebuah af’al (ciptaan) yang tentu mempunyai kekurangan, yaitu kefanaan/rusak. Karena sifat fana itu, lambat laun semuanya akan berakhir dengan kehancuran.
Kini sudah banyak terbukti. Berbagai bencana alam atau musibah datang silih berganti, melanda seluruh belahan jagat raya. Kerapuhan sifat alam yang disebabkan oleh dosa para makhluk yang terus menindihnya sejak zaman Adam as, hingga kini membuat sifat alam mengalami berbagai kerusakan dan kefatalan, sehingga nyawa manusia terancam di dalamnya.
Lantas, bagaimana dengan perputaran sifat alam yang masih aktif seperti sekarang ini, yang diyakini bahwa jagat raya sudah mau tutup usia? Inilah jawaban secara hakikat sebenarnya.
Namun, sebelum Misteri mengulasnya lebih dalam, Penulis terlebih dahulu memohon maaf kepada seluruh ulama Ahlul Fiqih, apabila dalam pengulasan ini agak sedikit berseberangan pendapat. Sebab, bagaimapun juga kita satu tujuan (Allah SWT). Perbedaan pendapat sesungguhnya adalah sebuah rahmat.
Dalam pembedaran ini, Misteri akan mengambil satu hukum DID BIDAUKIYATUL JAMALIYAH (ilmu yang tidak ada dalam kitab, langsung lewat pemahaman isyarat para Ahlillah).
Dalam satu perkumpulan pengajian di kediaman Penulis, Al Habib Syekh Mindarajatil Wilayah Wa Quthbul Mutlak Fi Hadzaz Zaman, berujar di depan 10 santri pilihannya. Ini berlangsung sebelum empat hari menjelang terjadinya gempa di Indramayu 9 Agustus 2007 lalu. Kurang lebih penturannya sebagai berikut :
“Bagaimana aku harus menyikapi suatu keadilan yang telah dipercayakan kepadaku, apabila keadilan itu datangnya dari sifat alam yang menuntut atas segala dosa dan kedzoliman para makhluk hidup yang terus menindihnya. Kini bumi dan laut telah datang dengan wujud aslinya. Mereka menuntut dengan wajah garang membara. Lantas apakah aku harus berdiam diri dengan tuntutan mereka atas sifat koharnya (keras).”
Beliau melanjutkannya lagi, “Sebentar lagi, sifat alam akan murka dengan rapuhnya dasar bumi yang sudah membara. Kini kita sebagai manusia yang menjalani syareat derajat dirinya harus melerai dan bisa meredam dari segala sifat kohar alam. Mari kita bersama-sama menyerukan asma’ kebesaranNya. ‘Allahu Akbar’. Secara istiqomah, ikhlas dan terus memohon. Semoga bencana ini dijauhkan dari marabahaya sifat manusia. Amin.”
Dalam keadaan genting seperti ini, mereka para Rijalullah Bumi terus tak henti-hentinya memohon pada sang pencipta alam semesta untuk keselamatan seluruh ummat manusia di dunia. Lantas, bagaimana dengan manusia itu sendiri? Apakah mereka juga berpikir seperti halnya para Rijalullah Bumi? Wallahu’alam.
Yang jelas, tepatnya Rabu malam (8 Agustus 2007), pukul 21.15 WIB, angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah timur menuju laut Cirebon dengan kencangnya. Angin itu meliuk-liuk di tengah lautan lepas tanpa henti-hentinya. Suara gemuruh yang ditimbulkan dari kencangnya angin puting beliung, membuat pinggiran pesisir Cirebon terasa bagaikan runtuh.
Tapi anehnya, angin puting beliung itu hanya berputar-putar di atas lautan Cirebon saja, tanpa menyentuh apalagi sampai merusak perumahan penduduk setempat. Dan kejadian ini hanya berlangsung sekitar 4 menitn, setelah itu raib entah kemana.
Baru pukul 00.15, bumi bergetar hebat sampai terasa di kediaman Penulis. Dan setelah dapat informasi langsung dari salah satu stasiun televisi swasta, ternyata apa yang diucapkan sang Habib, benar adanya. Yaitu, gempa dengan kekuatan 7 SR, tepatnya di laut Indramahyu, Jawa Barat, telah terjadi.
Dari kejadian ini, Penulis mendapat satu kabar dari salah satu santri pilihan, yaitu seorang bocah wanita (maaf, demi sesuatu dan lain hal Penulis sengaja merahasiakan namanya-Pen). Dia berujar, “Sesungguhnya bencana ini hanya 5% saja dari aslinya. Sebab 4 hari sebelum semua ini terjadi, para malaikat sudah memberi tahu, akan datang suatu gempa yang akan menenggelamkan sebagian permukaan bumi. Empat kali lipat lebih besar dengan bencana yang pernah terjadi di wilayah Aceh.”
“Kita semua wajib bersyukur, karena masih ada yang mau meredam segala bencana, demi seluruh ummat manusia di duniam” tambahnya.
Anak ini memang bisa disebut sebagai “Anak Ajaib. Mengapa disebut demikian? Sebab dia adalah seorang bocah perempuan yang baru berusia 9 tahun, namun dalam kehidupannya, dia langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW, sehingga dalam usia yang masih dibilang kanak-kanak, dia sudah hafal Al-Qur’an 30 juz.
Sebelum terjadinya gempa di Indramayu, malam itu si bocah ini mengaku telah kedatangan Rasulullah SAW, yang memerintahkan dirinya, “Cepat-cepatlah adzan sebanyak 7x dan ditutup iqomah 3x. Niscaya tempat ini akan selamat dari berbagai sifat kerusakan.”
Tak kalah menariknya, tiga hari sebelum gempa terjadi, Penulis beserta para santri Majlis Dzikir Jam’ul Ijazah lainnya, selama tiga malam berturut-turut telah melihat sejumlah fenomena keagungan llahi. Misalnya saja, kami melihat secara mata telanjang bulan terbelah menjadi dua, langit dan beberapa cahaya bintang bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad, juga bulan memendarkan 7 sinar terang membentuk lafadz “Ya Haiyu Ya Kayyumu”, dan makam keramat waliyullah Pangeran Anom Weru yang berada di samping rumah Penulis setiap malam mengeluarkan sinar kunig terang benderang.
Dari beragam macam fenomena Illahiyah selama 3 malam berturut-turut yang bisa disaksikan oleh mata kami, tentu Penulis sempat bersyukur karenanya. Mungkin nilah keagungan Allah SWT yang pernah saya lihat, dan belum tentu dalam seumur hidup akan bisa melihatnya lagi.
Hanya sekedar penyampai lisan dari kewaskitaan para Rijalullah Bumi, kini para Rijal lain telah meninggalkan muka bumi ini, karena suatu alasan. Mereka ingin hidup tenang dengan menjauhi makna duniawi, pindah ke suatu alam kewalian (Thurobi) untuk selamanya. Diantara para Rijalullah Bumi itu adalah Habib Syekh Tsamri Al-Athas, dan waliyullah besar Raja Islam Al-Wustha.
Dengan bertambah sedikitnya para ahlillah bidarajul jalalah (manusia yang dikaruniai sifat-sifat mulia sebagai penjaga keamanan bumi), mereka berpesan untuk semua ummat manusia di dunia, “Bencana susulan akan terus ada di jagat raya ini, berbagai sifat manusia akan mudah emosi dalam segala hal karena kecurangan hati, jauh dari aqidah dan pemahaman tentang ilmu agama. Bencana akan terus datang sebagai tasbih sampai akhir zaman.
Kini bencana akan terus hadir dengan beraneka macam bentuk dan sifat kelakuannya. Dimulai dari bentuk yang dibuat oleh manusia sampai bentuk yang berasal dari sifat alam.
Kini hanya satu pangkalnya, istiqomahkanlah membaca ayat ‘Allahu Akbar’ 100 x (dalam sehari) dan bersodaqolah lewat para anak yatim dan orang tak mampu lainnya. Cukup 1 minggu sekali (seikhlasnya). Perbanyaklah tafakur dalam introspeksi diri atas segala kelalaian yang pernah kita perbuat sebelumnya dan carilah pembimbing mulia sebagai tongkat hidup menuju jalan sakinah, karena hanya dengan jalan inilah kemurkaan alam bisa diredam.”
Semoga dengan ulasan ini, saya selaku manusia yang dhoif, dan seluruh masyarakat Indonesia lainnya, dijauhkan dari segala marabahaya, yang sewaktu-waktu datang tanpa kita ketahui. Amin ya robbal alamin.


sumber :

http://fengshuimobil.blogspot.com/2008/02/seruan-para-rijalullah-bumi-menyikapi.html

Kisah Pesugihan

Di Desa Citarik, Sukabumi, ada sebuah goa kecil yang bernama Goa Gedung Manik. Menurut Pak Ujang, Kuncen goa keramat tersebut, tempat itu sering dikunjungi oleh masyarakat, bahkan pejabat pun sempat pula datang. Tujuan para peziarah itu yang pasti adalah ingin mendapatkan keberkahan hidup, kelancaran rizki serta keselamatan.

Goa kecil yang panjangnnya sekitar 15-20 meter itu konon sejak 200 tahun hingga kini dihuni oleh apa yang disebut sebagai Ibu Ratu Kidul, salah satu keturunan Nyi Roro Kidul, Sang Penguasa Pantai Selatan. Demikian dikatakan Pak Ujang.
Masih menurut Pak Ujang, para peziarah hanya diperbolehkan masuk setelah memenuhi beberapa persyaratan. Di antaranya menyediakan aneka sajen serta laku kusus yang tujuannya tak lain sebagai pelancar hubungan dengan penghuni gaib goa tersebut.
Ketika didatangi Misteri, Pak Ujang selaku juru kunci menjelaskan pula sejarah Goa Gedung Manik yang sangat panjang.
Pak Ujang yang mengaku sebagai generasi juru kunci keempat menolak keras kalau ada sebagian masyarakat yang ingin melakukan pemujaan di goa ini. Dia lebih suka mengistilahkan kunjungan ke goa itu dengan sebutan ziarah. Akan tetapi, sudah lama tersiar kabar bahwa Goa Gedung Manik merupakan tempat "muja" yang ampuh.
"Muja adalah meminta kepada selain Allah, sedangkan ziarah memohon doa melalui para wali suci, imam serta orang-orang yang dekat dengan Allah," tandas Pak Ujang.
Goa Gedung Manik yang sampai sekarang masih banyak dikunjungi orang ternyata tidak membedakan latar belakang keagamaan. Namun Pak Ujang berpesan, bagi yang berama Islam supaya bersuci dulu sebelum memohon hajat di goa ini. Hal ini selain memperlancar hubungan gaib dengan para ruh leluhur, juga mendekarkan diri pada keridhaan Allah. Bagaimana seandainya syarat itu tak dipatuhi?
Pak Ujang berkisah, beberapa orang pernah melanggar, konsekuensinya mereka kerasukan ruh jahat, gila, bahkan sampai mengorbankan nyawa.
Teguran yang paling ringan adalah yang pernah dialami sepasang pemuda yang sedang memadu kasih di dalam goa. Mereka langsung dilempar batu oleh penghuni gaib tempat itu.
Kepada Misteri, Juru Kunci ini juga menerangkan bahwa sebagian pengunjung tempat ini merasa puas setelah berziarah. Terbukti dengan berbagai jasa baik kepada Pak Ujang yang menandakan hajat mereka telah terpenuhi.
Bagaimana dengan cerita pesugihan Goa Gedung Manik? "Itu tidak benar. Terlalu dilebih-lebihkan!" Tandas Pak Ujang.
Yang unik, tak jauh dari Goa Gedung Manik ada sebuah goa lain yang disebut sebagai Goa Lalay (kelelawar). Goa Lalay sebetulnya masih satu badan dengan Goa Gedung Manik. Goa ini kendati tak memiliki legenda pesugihan namun memiliki sisi menarik tersendiri. Setiap sore, kita akan melihat ribuan kelelawar yang berhamburan dari mulut goa dengan disertai suara desingan yang indah. Saking banyaknya, goa yang panjangnya tak kurang dari 10 meter itu sering dikunjungi wisatawan mancanegara, bahkan orang pintar pun terkadang kesana.
Di sebelah kiri Goa Lalay ada sebuah goa kecil yang mirip dengan lubang air. Goa ini diberi nama Goa Landak. Menurut penjaga tempat ini yang enggan disebut identitasnya, goa kecil itu pernah didatangi tamu misterius asal Cirebon.
"Orang pintar dari Cirebon yang mengirimkan tamu itu agar memasuki Goa Landak. Saya menerima tamu misterius itu awal bulan Mei 1999 silam pada malam hari. Kata tamu itu, dirinya akan mencairkan uang kuno milik Bung Karno menjadi uang rupiah masa sekarang. Tentu saja saya tertawa. Mana mungkin pekerjaan itu bisa dilakukan?" Kisah sang juru kunci.
Karena terbalut rasa penasaran, akhirnya dia mengintip prosesi upacara gaib yang dilakukan si tamu asing itu. Benar saja, setelah malam menuju puncaknya, entah bagaimana, tumpukan uang kertas kuno bergambar Bung Karno itu tiba-tiba saja berubah menjadi gepokan uang kertas lima puluh ribuan.
"Menurut tamu itu, uang tersebut memang berasal dari alam gaib, namun bisa dipergunakan manusia, dengan syarat harus mensedakohkan sebagian kepada fakir miskin serta orang-orang kecil lainnya agar menjadi berkah," ungkap sang juru kunci lagi. Dia menegaskan bahwa uang kuno bergambar Bung Karno yang berhasil disulap jadi lembaran lima puluh ribuan rupiah itu jumlahnya amat banyak.
"Saya tidak tahu berapa angka persisnya," tegasnya seraya mengakui bahwa dia sendiri sempat kecipratan uang dari alam gaib tersebut.
Muja atau pesugihan merupakan perjanjian antara manusia dengan bangsa setan. Ritual ini kerap ditebus dengan harta, uang, bahkan tak jarang pula dengan nyawa sendiri. Alangkah mahalnya.
Di Malang, Jawa Tengah, ada tempat pesugihan yang sudah terkenal ke mana-mana, bahkan sampai ke manca negara. Apalagi kalau bukan Gunung Kawi. Tempat keramat ini sejak dulu telah dijadikan ajang pendulangan harta gaib. Umumnya, mereka yang datang kesana meminta kekayaan materi. Tapi tak jarang pula jabatan, kecantikan, bahkan kelanggengan usia. Tentu saja dengan sejumlah syarat kusus yang tak main-main.
Di Sragen, Jawa Tengah, ada pula jalur penambangan uang gaib. Masyarakat disana lebih suka menyebutkan praktek Peminjaman Uang Gaib. Sudah banyak orang yang mencoba dan konon berhasil. Mereka semula tak menyangka pada pekerjaan mustahil itu, namun setelah ada hasilnya mereka jadi ketagihan. Sutoyo misalnya. Karyawan paramedis yang tinggal di Sragen ini mengaku sempat menikmati uang gaib hasil ritual gaibnya dengan mahluk dunia maya. Demikian pula Pak Haris. Kepada Misteri, dia menceritakan pernah tertarik dengan praktek peminjaman uang gaib tersebut.
"Waktu itu tahun 1994. Saya mulai mencoba melakukannya. Oleh kuncen sakti itu, saya disuruh menyediakan uang seratus ribu guna modal awalnya. Benar saja, ketika sudah menunggu 40 hari, karung yang semula kosong kini telah dipenuhi tumpukan penuh uang yang terbungkus rapih. Katanya, uang tersebut hasil jarahan para jin yang telah ditugaskan kuncen untuk memenuhi permohonan sang pemuja," kisah Pak Haris. Namun, dia menolak bercerita berada jumlah, dan dikemanakan uang sebanyak itu.
Lain lagi dengan pengalaman yang dilakoni oleh Sarlito. Dia tidak melalui jalur peminjaman uang gaib ataupun muja ke Gunung Kawi. Hidupnya berubah berkat melakukan ritual yang disebutnya sebagai Pesugihan Bajang Kembar.
Sarlito mengaku, sejak melakukan pesugihan itu, perekonomiannya semakin baik bahkan berlebihan. Tentu saja syaratnya tak mudah. Selain sudah dititisi bakat ilmu sesat tersebut, biasanya sesudah melakukan pemujaan orang itu akan jadi seks maniak.
"Pesugihan Bajang Kembar mengharuskan pelakunya melakukan zinah sebanyak-banyaknya dengan wanita selain istrinya," tegas Sarlito tanpa tedeng aling-aling.
Bajang Kembar itu sendiri sebetulnya adalah dua bocah gaib yang kembar, bisa dipergunakan untuk menumpuk kekayaan secara gaib. Tentu saja permohonan itu baru dikabulkan jika sudah mengadakan perjanjian dengan sang pemilik Bajang Kembar tersebut.
Di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Misteri berhasil mengendus kisah seorang pemilik hotel yang kedapatan praktek muja. Menurut sumber yang wanti-wanti tak mau disebutkan namanya, orang tesebut sengaja menciptakan kamar pribadinya di antara kamar hotel miliknya.
Diceritakan, pernah seorang karyawan hotel tersebut mendengar suara aneh di kamar misterius itu. Kejadian ganjil ini berlangsung tepat tengah malam, persisnya ketika si Room Boy sedang membersihkan kamar di sebelah kamar khusus dimaksud. Pada saat yang sama dia mendengar suara ringkikan kuda serta desisan ular yang saling bersahutan.
Rupanya, bukan hanya pemuda ini saja yang sempat menyimak keanehan tersebut. Beberapa karyawan lain di hotel itu juga pernah menyimak pengalaman yang sama. Apalagi sejak kejadian aneh itu, pemilik hotel berbintang satu itu semakin makmur hidupnya. Hal ini menambah kuat indikasi masyarakat terhadapnya.
Lain lagi kisah yang terjadi di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di daerah ini ada sebuah lokasi pesugihan yang disebut sebagai Pesugihan Kandang Bubrah. Menurut Wongso, salah seorang pelaku pesugihan ini, siapapun yang ingin berlimpah harta lewat ritual Pesugihan Kandang Bubrah, maka mereka harus merenovasi rumahnya setahun sekali. Sedangkan syarat rutinnnya melakukan intim dengan lawan jenis yang bukan pasangannya.
"Kalau Anda melakukan poesugihan ini, maka Anda harus mengikhlaskan isteri Anda ditiduri pria lain. Demikian juga isteri Anda, juga harus ikhlas mengijinkan suaminya tidur dengan perempuan lain," ungkap Wongso.
Dia menceritakan, bahwa dia dan istrinya sudah melakukan Pesugihan Kandang Bubrah itu, dan kekayaan mereka terus meningkat tajam dari tahun ke tahun.
Dari sumber yang dapat dipercaya, Misteri menemukan sejumlah daerah rawan ritual setan yang semakin diminati masyarakat. Diantaranya wilayah Sragen, Malang, Slawi, Bogor, Bandung dan beberapa daerah di wilayah Jawa Timur.
Misteri juga mendapat kisah tentang pesugihan lain yang disebut sebagai Pesugihan Ratu Biawak yang konon bermarkas di Gunung Slawi. Konon, persyaratan muja jenis ini masih tergolong ringan. Setelah mengucap janji setia dengan Sang Ratu Biawak, si pemuja harus telanjang bulat di daerah rawa-rawa. Ketika melihat wanita, diusahakan agar dapat memanggilnya, lalu menyuruh wanita tersebut untuk memegang kemaluannya. Itu saja persyaratannya. Setelah persyaratan itu terpenuhi, biasanya uang segera dikirim ke kamar pribadinya.
Pesugihan lain yang tak kalah uniknya adalah Pesugihan Siluman Kuda. Pesugihan ini dapat dipraktekan oleh siapapun, dengan syarat harus menemui kuncennya yang tinggal di atas sebuah gunung di Jawa Timur, yang tak dijelaskan apa namanya dan di mana lokasinya. Namun, Pesugihan Siluman Kuda ini memerlukan tumbal, yaitu orang-orang yang disayangi, seperti anak, istri atau sanak keluarga sendiri.
Jika semua perjanjian dan syarat itu telah terpenuhi maka Raja Siluman Kuda akan segera mengirim uang dalam jumlah yang sulit diterima akal. Uniknya, utusan Raja Siluman itu mengutus kuda beserta gerobak kayu yang secara gaib dapat dilihat oleh orang yang peka mata bhatinnya. Konon, gerobak itu berisi penuh sejenis daun sirih namun panjang yang diberikan oleh Raja Siluman Kuda. Pada saat kiriman itu diterima oleh sang pemuja, maka daun dalam gerobak itu bisa berubah menjadi uang kertas pecahan lima puluh ribuan, atau seratus ribuan. Peristiwa gaib ini akan terus berlangsung selama sang Pemuja masih setia dengan perjanjiannya.
Lain lagi dengan kisah Pesugihan Ratu Ular. Si pemuja harus melakukan perjanjian setia dengan Sang Ratu. Karena itu dia harus menetap di kamar untuk waktu-waktu tertentu, dan hanya boleh keluar seperlunya saja. Pasalnya, jika sewaktu-waktu Sang Ratu ingin menyalurkan kebutuhan biologisnya pada saat si pemuja tak ada di kamar, maka Sang Ratu akan murka.
Pesugihan jenis ini lebih dikenal dengan nama Ngipri, pelakunya dinamakan Centring Manik. Mengenai jumlah kekayaan yang didapat, hampir tak dibatasi, asal kuat saja melayani libido seks Sang Ratu Ular.
Konon bagi orang yang melihat persetubuhan terlarang ini, dan kebetulan sang pemuja melihatnya, maka spontan si pengintip itu akan mati secara mendadak.
Secara fisik, persetubuhan itu amat mengerikan. Ya, sebab si pemuja sesungguhnya bersetubuh dengan seekor ular raksasa berkepala perempuan cantik. Namun di mata si pemuja, Sang Ratu berwujud gadis cantik bak bidadari kayangan. Pada saat persetubuhan itu berlangsung, sisik ular itu rontok secara perlahan. Makin lama maka sisik itu semakin banyak, dan setelah usai, sisik itu akan berubah menjadi kepingan emas. Demikian menurut cerita. Benar dan tidaknya tentu amat sulit kita buktikan.

Senin, 22 November 2010

Pria Lebih Pelupa daripada Wanita


KOMPAS.com - Anda sering mengeluhkan pasangan yang tampaknya sering pura-pura lupa mengerjakan tugas yang Anda berikan? Misalnya, Anda memintanya untuk membuatkan susu untuk si kecil sementara Anda memasak, dan 15 menit kemudian Anda mendapati dirinya masih melotot di depan TV? Yang lebih parah, ia mengatakan Anda tak pernah memintanya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Hal seperti ini sering sekali terjadi. Anehnya, ia tak pernah lupa ketika harus mengingat jadwal pertandingan bola yang berlangsung dini hari.
Fakta ini bukan menunjukkAan bahwa daya ingat pria sifatnya selektif, melainkan karena pria memiliki suatu alasan atas ketidakmampuannya bersaing dengan hal-hal yang dilakukan perempuan.

Menurut sebuah studi baru, mild cognitive impairment (MCI), yang biasanya muncul sebagai gejala kehilangan memori secara ringan, satu setengah kali lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Studi yang diterbitkan di jurnal Neurology edisi September ini diikuti oleh 2.050 orang usia 70-89 tahun di Olmstead County, Minnesota. Sebanyak 14 persen responden perempuan ternyata mengalami MCI, sedangkan jumlah pria mencapai 20 persen. Para peneliti tampak terkejut dengan penemuan ini. Mengapa demikian?

Menurut pemimpin studi, Dr Ronald Peterson, yang juga direktur Mayo Clinic's Alzheimer's Disease Research Center di Rochester, Minn., dan anggota American Academy of Neurology, demensia dan Alzheimer lebih banyak terjadi pada wanita. Karena fakta tersebut, Peterson mengira wanita akan menderita masalah kehilangan memori lebih awal daripada pria.
"Kami tidak mengerti apa makna dari hasil penelitian ini," katanya. "Kebanyakan dari kami merasa bahwa ada lebih banyak wanita yang mengalami demensia, karena mereka hidup lebih lama daripada pria."

Tetapi mungkin saja, masih menurut Peterson, pria mengalami memory loss lebih awal. Gejalanya lebih ringan dan lebih lama, karena mereka tidak hidup lebih lama daripada kaum perempuan. Oleh karenanya, mereka juga tidak hidup cukup lama untuk mengembangkan Alzheimer atau tipe lain dari demensia.

Bahwa pria mengalami masalah memori yang lebih besar, Peterson memperkirakan tidak ada hubungannya dengan tanda-tanda awal demensia. Kemungkinan hal ini merupakan akibat penyakit vaskuler seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, yang masing-masing bisa memengaruhi kemampuan kognitif.

Studi dari Alzheimer's Disease Research Center ini juga menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah dan tidak menikah, cenderung mengalami MCI. "Hal ini benar-benar merefleksikan fakta bahwa seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi kemungkinan memiliki cadangan kognitif dan dapat mengkompensasi kehilangan memori ringan lebih baik," ujar Peterson. Sedangkan orang yang menikah, tambahnya, cenderung memiliki jaringan sosial yang lebih kuat. Hal ini merupakan faktor gaya hidup yang memengaruhi kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Jadi jika Anda kerap lupa dimana meletakkan kunci mobil atau kacamata Anda, tak perlu khawatir bahwa Anda tengah mengembangkan gejala demensia. "Beberapa kelupaan juga merupakan bagian normal dari proses penuaan," kata Peterson.

Tak perlu resah jika Anda lupa harus menelepon seseorang, atau lupa membawa dompet. Kita semua bisa lupa ketika perhatian dialihkan, khususnya jika kita sering melakukan multitasking. Namun ketika Anda selalu melupakan informasi penting seperti jadwal ke dokter, janji makan siang dengan teman, maka Anda punya alasan untuk khawatir. Segera periksakan diri ke dokter.

7 Type Pria yang Sebaiknya Ditinggalkan

 Umumnya perempuan mendambakan seorang pendamping hidup yang bisa ia andalkan dalam segala suasana, yang mengerti dirinya, yang bisa diajak bertukar pikiran, penuh kasih, setia, mendengarkan, dan masih banyak persyaratan yang diingini oleh para wanita. Ketika menyadari bahwa kriteria pria sempurna itu tak ada, sementara ia mendambakan seorang pria di sisi, alhasil, pria yang ada pun tak masalah. Hati-hati, nanti Anda menyesal. Hari gini, boleh dong pilih-pilih pasangan yang ingin Anda dampingi hingga akhir hayat? Berikut adalah kriteria pria yang sebaiknya dihindari:

Yang menyakiti Anda dan tak pernah benar-benar minta maaf

Hanya karena ia pernah mengatakan ingin menikahi Anda dan mendamba memiliki anak bersama Anda, bukan berarti ia merasa bersalah atas kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan di masa lalu kepada Anda. Entah itu dengan membohongi Anda, entah itu berselingkuh dari Anda, entah itu memukul Anda. Apa pun kesalahannya yang sebenarnya tak bisa lagi ditolerir, tetapi ia tak pernah benar-benar meminta maaf kepada Anda, maka Anda patut mengkaji ulang hubungan itu. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, tak ada manusia yang sempurna, kan? Namun, akan lebih nyaman jika dalam berpasangan, kedua pihak bisa mawas diri dan tidak egois untuk mau meminta maaf kepada pasangannya. Menyimpan dendam di dalam kehidupan bersama pasangan tidakkah akan menyakitkan dan mengeruk kenyamanan yang Anda dan dia miliki?

Si peselingkuh
Ada yang bilang, sekali berselingkuh, ia akan selingkuh lagi. Memang, hal seperti ini tak selalu benar. Misalkan, ketika ia pernah berselingkuh dari Anda (mungkin berkali-kali), tetapi demi anak-anak, Anda mempertahankan pernikahan, sementara perasaan ketidakpercaryaan Anda padanya masih tetap ada, hm, apa Anda merasa nyaman menjalani pernikahan semacam itu?

Orang yang selalu ingin diutamakan
Bagian terbesar (dan mungkin tersulit) dari menjalin hubungan dan pernikahan adalah kesediaan untuk menaruh diri di tempat kedua dan mendahulukan kepentingan si dia. Namun, pria yang merasa harus selalu didahulukan kepentingannya setiap saat, setiap waktu, setiap kesempatan tanpa mau memikirkan kepentingan Anda, sebaiknya dikesampingkan saja. Sebuah hubungan suami-istri kan terdiri dari dua pihak, tak mungkin kan Anda terus yang menjadi babysitter-nya?

Penipu kelas kakap
Saat ini, penipuan sangat marak terjadi di mana-mana. Belum lagi tipe-tipe penjahat kerah putih yang sudah ada di mana-mana. Ingat mantan kekasih Anne Hathaway yang ternyata penipu? Hm, jika Anda melihat atau mendengar gelagat bahwa si dia adalah tipe penipu, sebaiknya pikirkan lagi hubungan Anda. Ia bisa saja meyakinkan Anda bahwa ia tidak akan pernah menipu Anda, tetapi, pikirkan betapa was-wasnya hidup Anda dihantui rasa takut akan ketahuan dan si dia terancam dipenjara akibat penipuannya?

Workaholic berat
Pria yang ambisius dan berdedikasi dengan pekerjaannya memang sangat mengagumkan. Tetapi bekerja setiap hari, bahkan kadang waktu untuk Anda hanya terselip di waktu makan siang saja, wah, repot juga, ya? Mungkin hal ini masih bisa dimaklumi di awal-awal masa ia mendirikan perusahaannya sendiri, karena hanya itu cara untuk maju. Tetapi, jika ia lebih mencintai pekerjaan dan teman-temannya ketimbang bersama Anda, kelihatannya ia akan lebih setia kepada pekerjaannya ketimbang kepada Anda. Tak enak, kan, memiliki status bahwa Anda pasangan seseorang tetapi ia tak pernah ada untuk bersama Anda?

Super pemalas
Anda bisa saja mendamba menjadi seorang wanita karier dan memiliki suami yang mengurus rumah. Namun, hal ini akan butuh kesepakatan bersama. Tentu suatu saat akan jengah ketika Anda baru saja pulang dari hari yang melelahkan, tetapi Anda menemukan suami bermalas-malasan di rumah, dan membiarkan rumah dalam keadaan berantakan, bau, dan tak beraturan.

Tak bisa diandalkan

Anda tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Anda bisa saja membayangkan segalanya akan berjalan dengan lancar dan aman. Karena itu ada kata-kata dalam perjanjian pernikahan bahwa Anda akan menjaga si dia dengan sungguh-sungguh dalam segala keadaan, baik senang maupun sedih, sehat dan sakit, dan lain-lainnya. Namun, jika di masa pacaran saja, ketika ada masalah di antara Anda, atau ada masalah dengan keluarga atau lainnya, lalu tiba-tiba, si dia menghilang, tak bisa dimintai pertolongan, atau malah jadi rentan, wah, repot juga. Bagaimana jika Anda berada dalam suatu keadaan yang genting dan butuh pertolongan, lalu tiba-tiba ia tidak bisa membantu?

Sekali lagi, memang, tak ada manusia yang sempurna, tetapi akan menyenangkan jika kita memiliki pasangan yang mau terus belajar dan berkembang bersama kita dalam semua aspek kehidupan, sebagai partner hidup, yang ada di sisi kita, bukan sebagai orang yang berjalan di depan atau di belakang kita, kan?

Untung-Rugi Berteman dengan Mantan


Banyak orang yang masih berteman dengan mantannya, dan hal ini sangat menyenangkan karena Anda tidak kehilangan orang yang sudah sangat mengenal Anda. Namun berteman dengan mantan kekasih juga sedikit tricky, karena bisa memengaruhi banyak hal di antara Anda. Salah satunya, jika mantan Anda sudah memiliki kekasih baru, dan si mantan masih berteman dengan Anda, kekasih barunya bisa merasa terancam dengan kehadiran Anda.
Bila Anda mengakhiri hubungan karena ada masalah, tentu Anda juga tak bisa berharap terlalu cepat untuk berteman lagi. Anda berdua perlu mendinginkan diri, dan berusaha melupakan dulu segala konflik yang pernah terjadi. Ketika Anda sudah siap, Anda pun perlu mempertimbangkan baik-buruknya membina hubungan pertemanan lagi dengan mantan. Empat kemungkinan di bawah ini bisa dipertimbangkan.

Untung: Ia sudah mengenal Anda
Dia tahu bahwa Anda punya bekas luka di lengan Anda, mengapa atasan Anda begitu dibenci anak-anak buahnya, atau bahwa Anda tidak menyukai hadiah ulang tahun yang pernah diberikan kakak Anda. Meskipun orang senang berkeluh-kesah melalui Facebook atau Twitter, hal ini tidak berarti orang lain tahu sekali siapa Anda. Maka, beruntunglah Anda karena ada orang yang sangat mengenal Anda. Namun jika Anda bisa menjaga agar hubungan tetap bersifat platonis, si mantan ini layak dipertahankan sebagai teman.
Rugi: Ia masih akan menyusahkan Anda
Jika Anda berdua tidak bisa makan bersama tanpa mengungkit-ungkit persoalan masa lalu, atau jika kelakuannya masih membuat Anda kesal, lebih baik Anda tak usah memaksakan diri menjaga hubungan baik dengannya. Biarlah pertengkaran Anda mereda seiring berjalannya waktu, sampai Anda benar-benar ilfil dan bisa berteman lagi dengannya tanpa terpengaruh perilakunya.

Untung: Ia bisa memberikan sudut pandang pria
Anda pasti memiliki sahabat perempuan, dan menikmati masa-masa curhat dan nongkrong bareng bersama mereka. Tetapi kadang-kadang, senang juga lho, membahas sesuatu dengan pria yang tidak memiliki hubungan romantis dengan Anda. Kebanyakan pria tidak akan menutup-nutupi pendapat mereka jika Anda berpakaian terlalu terbuka, mengatakan sesuatu yang menyakiti orang lain, atau mengencani seseorang yang tidak layak mendapatkan Anda. Ketika Anda menghadapi masalah dengan kekasih baru, Anda juga bisa meminta pendapatnya dari sudut pandang pria.

Rugi: Ia ingin kembali pada Anda
Bila Anda berdua memang masih saling mencintai, tentu tak ada yang salah bila Anda kembali sebagai pasangan. Tetapi jika si mantan mengatakan bahwa kekasih baru Anda bukan pria yang baik, apakah ia mengatakannya hanya karena ia masih menyukai Anda? Apakah dia berusaha menggagalkan hubungan baru Anda? Karena ia sudah pernah menjalani hubungan dengan Anda, si mantan pun tahu apa kelemahan Anda. Nah, berhati-hatilah agar Anda tidak terjebak dalam hubungan yang salah lagi.

Pada dasarnya, mantan bisa saja jadi teman baik, atau menjadi orang yang paling Anda hindari di dunia ini. Andalah yang tahu mantan Anda masuk golongan yang mana. Hal ini tergantung pada berapa banyak masalah yang masih mengendap di antara Anda. Bila Anda berhasil mengatasi atau melupakannya, tentu berteman dengan mantan tak akan sulit lagi.

4 Kesalahan Keuangan yang Dilakukan Pengantin Baru

Saat menikah, banyak perempuan muda yang langsung larut dalam eforia pernikahan. Mereka merasa, akhirnya bisa hidup tenang dan nyaman. Akhirnya, bisa menikmati kebahagiaan selamanya. Padahal, menikah justru membuka jalan untuk menemui berbagai masalah, tak terkecuali masalah keuangan.
Misalnya, ketika Anda sudah bekerja, sementara suami masih melanjutkan kuliah, tentu Andalah yang harus pintar mengatur pengeluaran. Ketika Anda memutuskan berhenti bekerja, dan mengandalkan gaji suami saja, tentu Anda berdua juga akan dituntut untuk lebih cermat mengelola keuangan. Padahal, masih banyak kebutuhan mendadak yang Anda butuhkan setelah menikah, bahkan yang sebenarnya bukan kebutuhan Anda.
Agar Anda tidak terjebak dalam masalah keuangan bersama suami, kenali empat kesalahan dalam mengelola keuangan yang kerap dilakukan pengantin baru.

1. Cinta akan mengatasi segalanya?
Anda dan pasangan mungkin memang saling mencintai, namun tidak berarti Anda berdua memiliki persepsi yang sama dalam menangani masalah keuangan. Apakah Anda ingin tetap menggunakan dua rekening terpisah atas nama masing-masing, atau Anda akan membagi tagihan rumah tangga menjadi dua, atau menyatukan penghasilan dalam satu rekening? Apa pendekatan finansial yang Anda pilih, tak jadi soal. Yang lebih penting adalah menyepakati bagaimana Anda harus mengatasi masalah keuangan bersama.
2. Masalah keuangan adalah masalah suami
Pria memang akan menjadi kepala rumah tangga, namun tidak berarti ialah yang harus menanggung sendiri masalah keuangan yang terjadi. Anda berdua adalah orang dewasa, dan partner yang setara dalam hubungan Anda. Membiarkan salah satu dari Anda menangani semua keuangan adalah bencana yang direncanakan. Duduklah bersama, dan susunlah budget. Sepakati bahwa Anda berdua akan berbagi tanggung jawab dalam mengelola keuangan rumah tangga.
3. Hanya ingat waktu senang
Bagaimana jika pasangan Anda punya kebiasaan berbelanja yang buruk? Bagaimana jika ia, atau Anda, sering berbelanja barang mahal dan merahasiakannya dari pasangan agar tidak menimbulkan masalah? Perlu Anda ketahui, ketika akhirnya suami mengetahui tindakan Anda, masalah yang lebih hebat bakal terjadi. Dan ketika masalah itu terjadi, Anda tetap harus mampu menyelesaikannya bersama. Sebagai istri, Anda juga harus tahu masalah apa yang sedang dihadapi suami.
4. Mengandalkan gaji dan pensiun suami
Tentu menyenangkan bila suami memang sudah mampu memenuhi semua kebutuhan Anda, bahkan siap pensiun dini. Namun, Anda tidak bisa hanya mengandalkan pensiun suami. Sepakati pembagian penghasilan keluarga ke dalam rekening pensiun bersama saat Anda mulai membentuk keluarga. Semua perempuan, menikah atau tidak, harus peka dengan masalah keuangan. Mengembangkan kebiasaan cerdas dalam mengelola keuangan akan memberi banyak inspirasi dan keuntungan bagi hubungan Anda.

Minggu, 21 November 2010

4 Kesalahan Keuangan yang Dilakukan Pengantin Baru

Saat menikah, banyak perempuan muda yang langsung larut dalam eforia pernikahan. Mereka merasa, akhirnya bisa hidup tenang dan nyaman. Akhirnya, bisa menikmati kebahagiaan selamanya. Padahal, menikah justru membuka jalan untuk menemui berbagai masalah, tak terkecuali masalah keuangan.
Misalnya, ketika Anda sudah bekerja, sementara suami masih melanjutkan kuliah, tentu Andalah yang harus pintar mengatur pengeluaran. Ketika Anda memutuskan berhenti bekerja, dan mengandalkan gaji suami saja, tentu Anda berdua juga akan dituntut untuk lebih cermat mengelola keuangan. Padahal, masih banyak kebutuhan mendadak yang Anda butuhkan setelah menikah, bahkan yang sebenarnya bukan kebutuhan Anda.
Agar Anda tidak terjebak dalam masalah keuangan bersama suami, kenali empat kesalahan dalam mengelola keuangan yang kerap dilakukan pengantin baru.

1. Cinta akan mengatasi segalanya?
Anda dan pasangan mungkin memang saling mencintai, namun tidak berarti Anda berdua memiliki persepsi yang sama dalam menangani masalah keuangan. Apakah Anda ingin tetap menggunakan dua rekening terpisah atas nama masing-masing, atau Anda akan membagi tagihan rumah tangga menjadi dua, atau menyatukan penghasilan dalam satu rekening? Apa pendekatan finansial yang Anda pilih, tak jadi soal. Yang lebih penting adalah menyepakati bagaimana Anda harus mengatasi masalah keuangan bersama.
2. Masalah keuangan adalah masalah suami
Pria memang akan menjadi kepala rumah tangga, namun tidak berarti ialah yang harus menanggung sendiri masalah keuangan yang terjadi. Anda berdua adalah orang dewasa, dan partner yang setara dalam hubungan Anda. Membiarkan salah satu dari Anda menangani semua keuangan adalah bencana yang direncanakan. Duduklah bersama, dan susunlah budget. Sepakati bahwa Anda berdua akan berbagi tanggung jawab dalam mengelola keuangan rumah tangga.
3. Hanya ingat waktu senang
Bagaimana jika pasangan Anda punya kebiasaan berbelanja yang buruk? Bagaimana jika ia, atau Anda, sering berbelanja barang mahal dan merahasiakannya dari pasangan agar tidak menimbulkan masalah? Perlu Anda ketahui, ketika akhirnya suami mengetahui tindakan Anda, masalah yang lebih hebat bakal terjadi. Dan ketika masalah itu terjadi, Anda tetap harus mampu menyelesaikannya bersama. Sebagai istri, Anda juga harus tahu masalah apa yang sedang dihadapi suami.
4. Mengandalkan gaji dan pensiun suami
Tentu menyenangkan bila suami memang sudah mampu memenuhi semua kebutuhan Anda, bahkan siap pensiun dini. Namun, Anda tidak bisa hanya mengandalkan pensiun suami. Sepakati pembagian penghasilan keluarga ke dalam rekening pensiun bersama saat Anda mulai membentuk keluarga. Semua perempuan, menikah atau tidak, harus peka dengan masalah keuangan. Mengembangkan kebiasaan cerdas dalam mengelola keuangan akan memberi banyak inspirasi dan keuntungan bagi hubungan Anda.

Jika Suami Penakut


Ketakutan kadang-kadang memang tidak membutuhkan alasan. Ketakutan juga tidak pilih-pilih orang. Walaupun laki-laki konon diciptakan untuk melindungi wanita dan itu berarti seharusnya lebih berani, tidak sedikit kaum Adam yang bernyali ciut. Entah ciut dalam mengambil keputusan, ciut membayangkan hantu maupun hal-hal irasional lainnya.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? "Penanganannya jelas berbeda antara mengatasi masalah suami yang takut mengambil keputusan dengan suami yang takut pada hantu dan hal-hal irasional lainnya," kata Anna Surti Ariani, Psi. , dari Jagadnita Consulting.
TAKUT MENGAMBIL KEPUTUSAN
Ketakutan  untuk mengambil keputusan biasanya dilatarbelakangi pengalaman buruk di masa lalu. Misalnya orang tua yang overprotektif dan cenderung mempermudah hambatan yang dialami anak. Atau orang tua yang selalu menyalahkan tiap keputusan yang diambil anak. Kemungkinan lain, yang bersangkutan merupakan anak bungsu yang biasanya tidak diberi kesempatan mengambil keputusan sebanyak si sulung. Ataupun adanya pengalaman tidak mengenakkan berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Selain itu ada juga tipe kepribadian tertentu yang sebelum menentukan pilihannya merasa harus banyak bertanya lebih dulu.
Dengan latar belakang seperti itu, istri yang merasa suaminya termasuk pribadi yang takut mengambil keputusan dapat menyiasatinya dengan beberapa cara. Di antaranya tetap libatkan suami dalam pengambilan keputusan keluarga. Kalaupun ada kesulitan, bantulah dengan memberikan informasi dan alternatif pemecahan masalahnya. Tunjukkan bahwa sebagai istri, Anda menghargai suami dalam pengambilan keputusan. Jadi, jangan pernah mendesaknya.
Yang terpenting, saran psikolog yang akrab disapa Nina ini, cobalah bersikap sabar. Jangan gampang tergoda untuk memberikan label-label negatif. Semisal menganggapnya tidak becus, kemudian tergerak untuk memutuskan segala sesuatu sendiri. Jangan pula berlagak tampil sebagai pahlawan yang selalu mengambilkan keputusan bagi suami. Cara-cara seperti ini hanya akan membuat suami tersinggung. Selain merasa kurang dihargai, dalam jangka panjang suami menjadi sedemikian tergantung pada istrinya dalam hal pengambilan keputusan. Kalau sudah begini istri juga yang nantinya akan terbebani.
Kepincangan semacam ini mau tidak mau harus disiasati karena bisa berdampak pada perkembangan anak, terutama dalam hal pengambilan keputusan. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini akan menyerap informasi bahwa si pengambil keputusan adalah sosok ibu. Bila si anak laki-laki, bukan tidak mungkin dia akan tumbuh menjadi pribadi seperti ayahnya yang takut mengambil keputusan. Sedangkan jika perempuan, si anak akan belajar mengenai dominasi ibunya.
TAKUT BINATANG
Ketakutan  pada binatang boleh jadi merupakan bagian dari pengalaman buruknya di masa kecil yang terbawa sampai ia dewasa. Contohnya pernah melihat cicak terinjak. Lantaran sedemikian terkejut, bayangan tubuh cicak yang gepeng akibat terinjak itu terus terbawa setiap kali ia melihat cicak. Bisa dimengerti kalau kemudian menimbulkan ketakutan yang tidak masuk akal.
Ada juga kasus-kasus yang tergolong berat berupa fobia, yakni ketakutan terhadap sesuatu tanpa alasan yang masuk akal. Contoh ekstremnya adalah kucing yang mengejar tikus. Kejadian yang sangat biasa dalam kehidupan sehari-hari ini diasosiasikan oleh orang yang punya fobia sebagai adegan polisi yang tengah memburu penjahat. Nah, ketika sedang dirundung rasa bersalah, ia merasa dirinya tak ubahnya seperti penjahat. Ketakutannya pun jadi berlebihan begitu melihat kucing. Selain tidak masuk akal, bagi sebagian orang kejadian semacam ini seringkali tidak dapat ditebak penyebabnya. Penyebabnya bisa sama-sama tak masuk akal seperti halnya gejala ketakutan yang ditunjukkan.
Bagaimana menghadapi suami seperti ini? Kalau binatang tadi mudah dihindari, ya sebaiknya dihindari saja. Yang tidak kalah penting, jangan pernah memaksa suami untuk tampil berani. Langkah-langkah penanganan bagi penderita fobia, bila dilakukan awam secara tidak terstruktur justru bisa meningkatkan kadar ketakutan itu sendiri.
Sedangkan jika dirasa sudah sangat mengganggu ada baiknya konsultasikan dengan ahli, yakni psikolog, psikiater, dan konselor. Ada beberapa jenis terapi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Antara lain dengan teknik pemaparan, yakni justru mengajak individu menemui apa yang ditakutinya. Tentunya tidak asal dipertemukan, melainkan dengan metode-metode khusus.
TAKUT PADA HAL-HAL IRASIONAL
Latar  belakang para suami yang takut pada hal-hal irasional ini sedikit banyak juga disebabkan oleh salahnya pola asuh. Menakut-nakuti anak dengan hal-hal irasional hanya agar mau melakukan hal-hal sederhana. Contohnya, anak ditakuti-takuti akan dibawa kantong wewe kalau tak mau makan.
Untuk mengatasinya, cobalah ajak suami untuk lebih mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Tak ada salahnya berdialog dengan tokoh agama. Dengan begitu suami dapat melihat masalah ini dari perspektif yang berbeda dan dapat mendudukkan ketakutannya sesuai proporsinya. Namun, bila keadaannya sudah sangat parah, ada baiknya segera hubungi ahli, dalam hal ini psikolog/psikiater. Dengan cara ini diharapkan dapat tergali akar ketakutan yang sebenarnya. Beberapa terapi psikologi dapat digunakan untuk kasus ini.
KETAKUTAN PADA HAL-HAL LAIN
Ketakutan  lain yang juga sering dijumpai adalah ketakutan yang ada hubungannya dengan sosialisasi. Misalnya takut tampil di muka umum, takut "berurusan" dengan tetangga, takut bicara dengan orang-orang yang baru dikenal dan sebagainya.
Latar belakang hal-hal tersebut kurang lebih sama, yaitu pola asuh yang kurang tepat sejak kecil, seperti dilarang bergaul dan sebagainya. Atau adanya pengalaman buruk seputar sosialisasi yang tidak terselesaikan sewaktu kecil dan terbawa sampai dewasa. Bisa juga ada asosiasi antara apa yang pernah dialami dengan hal-hal buruk lainnya, hingga menghasilkan ketegangan bahkan fobia di bawah sadar.
Cara mengatasinya, tunjukkan pada suami bagaimana seharusnya "berhubungan" dengan orang lain. Misalnya dengan mengajaknya jalan-jalan keliling kompleks dan menyapa para tetangga yang dijumpai. Tunjukkan (tanpa menggurui) bahwa bicara dan bersosialisasi dengan orang lain tidaklah menyeramkan seperti yang dibayangkannya.
TIPS BAGI SUAMI
Beberapa  hal berikut disarankan oleh Nina bagi para suami yang memiliki masalah seperti di atas.
* Bicarakan ketakutan ini dengan orang lain, sehingga tidak merasa sendirian mengalaminya.
* Cari tempat yang tenang bila tiba-tiba merasa takut, pada apa pun. Tarik napas dalam-dalam, tenangkan diri, dan bayangkan hal-hal yang menyenangkan.
* Yakinkan diri bahwa objek yang ditakuti sebenarnya tidak berbahaya.
* Katakan pada diri sendiri bahwa Anda tidak akan mudah dikalahkan oleh rasa takut.

Kenali 11 Karakter Mertua

Konon, hubungan mertua-menantu perempuan selalu diwarnai konflik. Nah, bagaimana caranya agar kita terhindar dari konflik tersebut? Kenali karakter mertua Anda!
PENUH PERHATIAN
Mertua dengan karakter ini biasanya amat penuh perhatian dan kelewat peduli pada cucu. Bila hidup tak serumah, hampir setiap saat ia menelepon sekadar menanyakan apakah cucunya sudah makan, lauknya apa, tidur jam berapa, dan sebagainya. Bila kita sedikit keras pada anak, justru kita diomeli dan dinasihati panjang lebar. Selama tak "mengganggu", tentu curahan perhatian dari nenek boleh-boleh saja karena malah akan memperkaya anak secara emosional.
Tapi jika limpahan kasih sayangnya berlebihan atau malah menyesatkan, kita perlu waspada. Soalnya, pendidikan anak usia balita mutlak menjadi tanggung jawab orang tua. Lagi pula, anak akan bingung bila ada dua "peraturan" berbeda atau bahkan bertentangan. Ia butuh kejelasan, mana yang baik dan tidak, mana yang boleh dan tidak. Psikolog Ieda Poernomo Sigit Sidi menyarankan agar kita mengkaji nasehatnya sekaligus introspeksi diri. Bisa jadi kita memang salah atau kelewat keras pada anak. Bukankah kita masih dalam proses belajar menjadi orang tua?
"Bila yakin prinsip Anda benar, jangan ragu untuk membicarakannya. Tunjukkan sikap santun dan hindari kesan menggurui. Bila perlu mintalah bantuan suami." Katakan, misalnya, "Ibu, maaf, bukan maksud kami bersikap keras pada anak. Tapi kami pikir, dia pun harus belajar disiplin agar tak tumbuh jadi anak manja. Kami khawatir dia nanti susah mandiri." Pokoknya, Anda harus berpikir jernih dan jauhkan prasangka.
SOK KUASA
Tak sedikit, lo, mertua yang ngotot berusaha masuk dalam rumah tangga anaknya dengan berbagai cara. Maunya selalu ikut campur dalam segala hal; dari soal menu yang harus tersaji, pengasuhan anak, sampai mengurus suami. Bahkan, baju apa yang pantas dan tidak untuk kita kenakan pun dicampurinya juga. Nyebelin , kan? "Modal" untuk terhindar dari pengaruh buruknya adalah punya rumah sendiri. "Entah cicilan, kontrak atau apapun namanya, karena hanya itulah satu-satunya cara agar Anda dan suami bisa mengelola keluarga sendiri," tutur Ieda yang tak setuju status kontrak atau ukuran rumah yang kecil dijadikan alasan. "Justru itulah tantangan hidup Anda. Ingat, rumah tangga milik Anda berdua. Anda berdualah yang menentukan akan diapakan dan dibawa ke mana," lanjutnya.
Dengan pindah rumah, selain dapat mengeliminir pengaruh kurang baik dari mertua dan keluarga besar, kita pun jadi punya banyak kesempatan berduaan dengan suami untuk membicarakan banyak hal mengenai keluarga. "Bila selalu ada intervensi mertua, kapan kesempatan semacam itu akan muncul?" ujar Ieda. Bila mungkin, kemukakan pada suami bahwa Anda tak suka mertua terlalu mengatur dan mencampuri urusan rumah tangga. "Tentu Anda harus pandai-pandai memilih kata karena ibu mertua tetaplah ibu dari suami Anda. Bukankah bila ibu Anda dikritik suami, Anda pun pasti tak suka?"
"TUKANG" NGERUMPI
Kita perlu ekstra hati-hati dan wajib menjaga jarak dengannya. Bila tidak, kita mesti tahan berjam-jam mendengarkannya mengoceh tentang segala hal, terutama kejelekan anak, menantu, atau cucunya yang lain, hingga terkesan seperti mengadu domba. Kita pun harus mampu menahan diri untuk tak menimpali ocehannya. Apalagi sampai ikut-ikutan menjelek-jelekkan mereka, misalnya, "Oh, iya, Bu, si Anu memang begitu orangnya. Saya juga enggak suka sama dia." Tentunya kita tak ingin ikut-ikutan jadi pribadi bermasalah dan mendatangkan masalah buat orang lain, kan? Makanya, pesan Ieda, kenali dengan siapa kita menikah, kenali pula siapa ibunya.
RAJIN MENGELUH
Boleh jadi si mertua memang "hobi"nya mengeluh dan terus mengeluh. Pokoknya, tiada hari tanpa keluhan; yang sakitlah, nggak punya duitlah, suami bikin jengkel, menantu pelit, cucu bandel, pembantu bebal, dan sebagainya. Melelahkan sekali bukan bila harus meladeni mertua begini? Tak menanggapi pun bisa-bisa dianggap menantu tak tahu diri. Saran Ieda, kitalah yang harus mencoba menyesuaikan diri. Kenali kepribadian dan kebiasaan ibu mertua. Dari situ kita bisa mengenali pola komunikasi yang cocok bila berhadapan dengannya, sehingga kita tahu kapan dan bagaimana harus menanggapi keluhannya. "Anda harus memposisikan diri di tempat netral dan obyektif."
MATA DUITAN
Biasanya ia suka berkomentar, "Mantuku yang satu itu baik banget. " Lo, kenapa begitu? "Dia ngerti,  deh. Sebelum diminta, pasti udah ngasih ." Lalu, apakah yang tak pernah memberi atau cuma mampu memberi sedikit bisa dikategorikan menantu nggak baik? Belum tentu, kan? Mertua model ini, terang Ieda, mengganggap anak sebagai investasi sehingga selalu menuntut imbalan dan jasa. Sampai anaknya mau kawin pun, ia tetap akan berhitung njlimet  apa saja untung ruginya, "Aku akan tetap dapat jatah enggak, ya, kalau anakku beristrikan dia?" Ia mengukur baik-tidaknya menantu dari seberapa sering dan besar "upeti" yang diberikan kepadanya. Berbeda dengan ibu yang menganggap anak sebagai amanah, justru menolak pemberian anak sekaligus menasehati untuk menabung.
"Bila Anda memang mau dan mampu, silakan terus memberinya uang dan membanjirinya dengan aneka hadiah super mahal." Tapi bila keberatan, "buat kesepakatan dengan suami untuk menyampaikan seberapa besar kesanggupan Anda membantu." Tapi bukan besarnya gaji suami atau istri yang perlu mereka ketahui, lo, karena itu, sih, rahasia dapur Anda berdua. "Jangan pernah memberi kesempatan siapapun masuk ke bilik yang paling rahasia ini."
Kerap kali, mertua model ini juga suka membanding-bandingkan antara anak/menantu yang satu dengan anak/menantu lain. Ingatkan beliau, peruntungan dan rejeki setiap orang tak akan pernah sama. Secara halus atau bergurau, ingatkan pula agar tak membanding-bandingkan siapa pun dengan tolok ukur benda-benda duniawi. "Tak ada yang harus dipersaingkan karena rumah tangga memang bukan arena bersaing," kata Ieda. Sampaikan dengan hati-hati agar tak terkesan "menuduh" hingga membuatnya tersinggung. Lagi pula, tak ada keharusan untuk memberi kepada mertua. "Kalau Anda tak bisa memberi apa-apa, hanya datang silaturahmi juga enggak apa-apa, kok. Bukankah yang terpenting ikatan persaudaraan?"
PILIH KASIH
Jika suami kita merupakan anak kesayangan, hampir bisa dipastikan, kita pun ikut "ketiban" kasih sayang ibunya. Kita akan diperlakukan istimewa sebagaimana si ibu memperlakukan anak lelakinya. Tapi kalau suami kita bukan anak "emas" ibunya, bersiap-siaplah untuk juga "dimantutirikan". Menurut Ieda, yang bisa menetralisir sikap pilih kasih mertua sebetulnya anak atau si menantu kesayangan. Nah, bila Anda si menantu kesayangan, sampaikan dengan nada santai, misalnya, "Ibu, kalau saya yang datang, kok, jadi repot banget . Sementara kalau si adik atau kakak anu, kok, tidak. Jangan gitu, dong , Bu. Mereka, kan, sama-sama anak Ibu juga."
Tunjukkan Anda tak mau diperlakukan istimewa ataupun ikut-ikutan membanding-bandingkan. Pokoknya, jangan biarkan pangkat dan harta ikut masuk dalam urusan keluarga, yang ada hanyalah status kita sama-sama sebagai anak. Bila keadaan kurang menyenangkan ini tak mungkin lagi diubah atau diperbaiki sementara kita adalah menantu yang di"tiri"kan, saran Ieda, terimalah keadaan itu dengan besar hati. "Tak perlu sakit hati atau tersisih. Jika kedatangan Anda cuma jadi 'pengganjal' pintu depan, ya, sudahlah, tak perlu berakrab-akrab di dalam. Tak usah Anda permasalahkan bila memang demikian keinginan mertua." Jangan lupa, amati di mana posisi kita di mata mertua.
"Jadi, kalau kehadiran Anda dianggap mengganggu, Anda pun boleh memilih tak pergi ke rumah mertua daripada datang hanya untuk menambah sakit hati." Tapi jangan pernah melarang suami untuk mengunjungi ibunya. "Anda harus memberi kesempatan pada suami dan ibunya untuk tetap menjalin hubungan ibu-anak, karena hubungan semacam ini tak bisa tergantikan dan bersifat abadi," terang Ieda. Adakalanya mertua model ini juga mata duitan. Sekalipun kita bukan menantu kesayangannya, tapi kalau kita kerap memberinya uang, mengajaknya jalan-jalan ke tempat-tempat yang ia suka, menghadiahinya dengan barang-barang mewah, dan sebagainya yang berkaitan dengan uang, biasanya ia akan baik sekali sama kita. Tapi sekali saja kita tak melimpahinya dengan uang, ia kembali pada sikapnya semula, "memantutirikan" kita.
Tapi ada juga, lo, yang nggak mempan "disogok". Bila demikian, tak sedikit menantu yang akhirnya selalu "bernyanyi", "Huh, Ibu, sih, kalau dari saya berapapun banyaknya nggak  pernah akan ada cerita. Tapi kalau dari mantu kesayangannya, sedikit saja dikasih, ceritanya sampai ke mana-mana, diomongin nggak  habis-habis." Nah, bila Anda termasuk yang demikian, Ieda mengingatkan, "ngasihnya  ikhlas enggak? Kalau memang iklas, ya, sudah, jangan dipertanyakan atau diungkit-ungkit." Ieda minta, kita harus berpijak pada pemikiran dasar untuk tak membanding-bandingkan atau berkompetisi. Jika tidak, "Anda akan selalu berorientasi pada hasil, 'Kalau saya ngasih uang segini, saya dapat apa, nih? Bakal disayang atau tidak?' Kita jadi terbiasa mengharapkan imbalan dan bila tak sesuai pasti kecewa. Rasa kecewa inilah yang kemudian bertumpuk menjadi ganjalan yang menghambat perkembangan selanjutnya," jelas Ieda.
ACUH TAK ACUH
Selagi kita dibelit masalah,jangankan memberi nasehat atau jalan keluar, mertua model begini cuma berkomentar pendek, "Yaa... begitulah orang berumah tangga. Pinter-pinter nya kamu, deh , gimana  mengatasinya." Ia pun jarang telepon apalagi datang berkunjung. Jikapun kita yang menelepon atau berkunjung ke rumahnya, tanggapannya biasa-biasa saja. Pokoknya, komunikasi serasa enggak jalan karena cuma searah hingga kita menilainya sebagai sosok yang tak peduli.
Menurut Ieda, sebetulnya malah enak punya mertua cuek. Ia merasa tugasnya mengurus anak sudah selesai. Sekarang saya bersibuk diri dengan dunia saya, teman-teman saya, dan hobi saya. "Anda sama sekali tak boleh berujar, 'Si nenek udah tua tapi masih jalan-jalan, senang-senang sendiri, dititipi cucu enggak mau.' Wong , itu hak dia, kok!" Jadi, tandasnya, kita harus menjunjung tinggi prinsip tak saling mengganggu. "Singkirkan rasa tak enak hati. Anda pun harus menghargai privacy -nya. Biarkan ia menikmati hidupnya dengan dunianya sendiri."
B ERMULUT MANIS
Di depan kita, ia rajin obral pujian dan kata-kata manis. Tapi begitu di belakang kita, segalanya berubah total. Seperti kata pepatah, lain di bibir lain di hati, begitulah mertua model ini, munafik! Sebagai anak, tutur Ieda, kita dan suami wajib mengingatkan beliau. Tentu dengan cara-cara santun karena orang tua tetap manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan. "Tak perlu kecut menghadapinya. Kaji kembali opini yang membuat orang terjerat dalam ketakutan akan durhaka terhadap ibunya." Karena bila kita tak menegur atau mengingatkannya, kita justru membiarkan si ibu terperosok lebih jauh ke dalam hal-hal yang tak benar. Sekaligus membiarkannya menjadi api dalam sekam bagi hubungan sesama menantu dan ipar.
NEMPEL TERUS SAMA ANAK
Kasus seperti ini biasanya erat berkaitan dengan status anak; entah tunggal, bungsu atau anak kesayangan. Lantaran tak rela berpisah dengan anak istimewanya itulah, kita sebagai menantu pun ikut-ikutan "disandera" untuk tinggal di rumahnya. "Sampaikan terima kasih Anda bisa tinggal di situ karena memungkinkan Anda menabung agar bisa beli rumah sementara anak-anak pun tak lepas kendali," saran Ieda. Tapi tekad memiliki rumah sendiri harus terus dibicarakan dengan suami. Perlu dicari cara tak mencolok yang dapat mengundang prasangka dan memojokkan Anda semisal, "Tuh , kan, kamu juga yang 'ngeracunin'  anakku supaya pindah dari sini." Jikapun harus tetap serumah, minta ijin agar ada pemisahan dapur. "Istri harus belajar memasakkan makanan untuk suami dan anaknya. Biarkan menu-menu baru tersaji di meja makan. Jadi, tak harus menu favorit mertua."
SOK TAHU
Apakah Anda sering ditegur kala berbuat atau melakukan sesuatu untuk suami? Misalnya, "Suamimu, tuh , nggak  suka sayur asem, tapi kenapa kamu malah masak sayur asem?" Kali lain, "Kamu, kok, beli kaos model begini? Dari dulu suamimu enggak suka pakai kaos yang banyak gambarnya. Gimana, sih, kamu ini?" Pendeknya, kita sering kena tegur mertua karena dianggap nggak ngerti selera suami, seolah-olah cuma beliaulah yang tahu persis anak lelakinya. Menurut Ieda, sikap mertua yang "sok tahu" ini disebabkan ia merasa yakin kenal betul siapa dan apa saja mengenai anaknya, karena sudah sekian lama anak lelakinya berada dalam asuhannya. "Perasaan memiliki secara berlebihan pada diri mertua terhadap anak lelakinya merupakan salah satu pemicu utama konflik mertua-menantu," tuturnya. Toh, Ieda menganggap wajar perasaan tersebut.
"Wong , ibu, kok, yang mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak." Sayangnya, orang sering lupa bahwa tugas orang tua cuma mendidik, membesarkan dan mengantarkan sekaligus melepaskan si anak memasuki rumah tangganya sendiri. Tentu saja, sangat tak adil bila harus menilai, membanding-bandingkan apalagi menghakimi menantu dengan kacamata mertua. "Mertua sudah sekian lama bersama si anak, sementara menantu pendatang baru. Yang satu sudah kenal luar dalam, yang lainnya justru baru mulai kenal. Yang ini sudah harus melepaskan, yang itu baru mau menerima.
Pendek kata, yang satu sudah ahli, yang lain baru belajar. Jelas tak mungkin diperbandingkan, dong!" Seringkali mertua model ini juga bersikap sok tahu terhadap hal-hal lainnya, termasuk pengasuhan anak. Menantu dianggapnya sosok yang tak tahu dan tak bisa apa-apa. Semuanya serba salah di mata mertua. Konyolnya, mertua model ini cuma bisa menilai dan melecehkan tanpa pernah memberi kesempatan pada menantunya untuk belajar. Padahal, menantu betul-betul butuh dukungan dan kesempatan untuk belajar membina rasa percaya diri menjadi seorang istri sekaligus ibu. Menurut Ieda, peran suami sebagai jembatan sekaligus kunci sangat menentukan pola penyelesaikan konflik mertua-menantu. Jika suami bilang pada istrinya, "Kamu, kok, gitu  aja tersinggung? Ibu, kan, biasa ngomong begitu," maka istri akan merasa diabaikan. Jangan lupa, yang biasa buat mertua belum tentu biasa buat menantu. Dari sisi menantu, saran Ieda, "cobalah berpegang teguh pada prinsip Anda. Jangan hiraukan kala ia melecehkan pola pengasuhan Anda, misalnya, selama Anda menganggap apa yang Anda lakukan itu yang terbaik buat anak."
PENUH PENGERTIAN
Mertua begini, kata Ieda, harus dianggap sebagai karunia yang patut disyukuri. Saat suami tugas ke luar kota, misalnya, ia langsung menawarkan Anda dan anak-anak tinggal di rumahnya agar lebih "aman". Atau menyuruh Anda dan suami berlibur, "Biar anak-anak sama Ibu. Kalian senang-senanglah." Saat tahu Anda hamil, ia juga yang "heboh" duluan dengan menyiapkan segala keperluan si kecil hingga Anda tinggal terima beres saja.
Pendeknya, jika ia tahu kita butuh sesuatu, tahu-tahu kebutuhan itu dipenuhi. Asyik, kan? Kata Ieda, kita tak perlu risih atau berhutang budi sepanjang segala pemberiannya tulus sebagai ungkapan sayang terhadap keluarga anaknya. "Itulah berkah hidup bersaudara." Jadi, sekalipun pemberiannya kurang berkenan di hati lantaran perbedaan selera, "Andalah yang mesti pandai-pandai menenggang rasa." Yang penting, jangan biarkan diri kita terlena oleh segala kebaikannya. Jangan sampai kita terjebak memanjakan keluarga dengan memanfaatkan kebaikannya. Sebagai Tempat Penitipan Anak, misalnya. Mertua bukan babysitter buat si kecil Anda lo. "Ingat, anak, keluarga dan hidup Anda merupakan tanggung jawab Anda, bukan mertua Anda!"