Selamat Datang di Artikel Motivasi Sahabat Sejati



Kamis, 23 Juni 2011

Menggembara ke Alam Pesugihan


Melongok alam maya tidak ubahnya melihat bingkai suram yang penuh tanda tanya.
Tidak ubah kisah dialami Sukarman –bukan nama sebenarnya—, seorang petualang ritual asal Jogjakarta. Suatu ketika dia mencari tempat pemujaan pesugihan di salah satu goa yang ada di Jogjakarta. Di tempat itu dia menemui juru kunci yang menjaga tempat keramat. Dia pun mengembara ke alam pemujaan pesugihan yang menyeramkan.
Alam kehidupan maya yang gemerlap keindahan dan kemegahan membuat tidak sedikit orang yang terlena untuk menikmati. Tanpa meninggalkan dunia nyata sebagai tempat berpijak dan menampakkan keunggulannya, seseorang bisa berbuat apa saja asalkan mau diperbudak iblis. Menghamba setan, jin, dan sebangsanya hanya untuk mendapatkan kemewahan.
Sewaktu hidup di dunia bergelimang harta tidak terasakan kepedihan kelak di alam baka. Ketika ajal menjemput resiko sebagai imbalan yang dia perbuat dapat dirasakan demikian pedih. Seperti kisah misteri yang dialami Sukarman ini sewaktu ‘bertamasya’ ke alam maya, di sana dia kebetulan berkelana di alam pemuja setan sesudah mereka meninggal.
Dia demikian ngeri menyaksikan para pemuda setan seperti pesugihan itu, dianiaya demikian berat. Dipukuli, diinjak-injak, dan dibakar dalam sebuah tungku besar yang panas membara. Tidak sekedar itu, selama berada di alam baka orang-orang berhati tamak tersebut dihinakan di antara makhluk lain yang berada di alam maya.
Mereka tidak ubahnya kedibal-kedibal yang tidak berguna. Misalkan saja dijadikan tumpuan WC, tempat pijakan kaki, atau pilar pagar, yang dibiarkan kehujanan dan kepanasan.
Sukarman yang oleh juru kunci suatu tempat keramat di Parangtritis, telah mengalami berkeliling ke alam jin dan diajak melihat-lihat kehidupan dialam itu. Ternyata jin juga kehidupannya sama seperti manusia. Di sana kehidupannya juga beragam. Ada jin yang kaya raya dan memiliki banyak budak manusia yang keberadaanya sungguh menyedihkan, tapi ada juga jin miskin yang sedikit memiliki budak, bahkan ada yang sama sekali tidak memilikinya.
Manusia budak iblis itu, dari pandangan Sukarman pada umumnya bernasib sebagaimana terjadi awal mula sejarah perbudakan di dunia. Tubuh mereka kurus kering tinggal kulit pembungkus tulang, warna kulit hitam legam, dan apabila dalam suatu pekerjaan mendapat kesalahan tak urung mendapat deraan cambuk dari tuannya sehingga sekujur badannya mengeluarkan darah. Mereka bekerja tak mengenal waktu.
Dalam kisahnya, Sukarman hingga dapat berkelana ke alam maya ini berawal dari keinginannya untuk menjadi orang kaya. Dia sendiri kerjanya hanya kuli serabutan. Padahal, anaknya 3 dan semuanya butuh biaya. Sukarman sudah bulat tekadnya mencari kekayaan dengan jalan ‘nyaji’. Dia pun sudah berjanji segala resiko sudah siap dihadapi. Dengan tekad membatu, dia mendatangi sebuah tempat penyembahan paling terkenal di pulau Jawa tersebut.
Tiba dihadapan juru kunci, Sukarman menceritakan maksudnya, dengan resiko apapun ia sanggup menerima. Sang kuncen hanya tersenyum lalu memberikan wejangan. Pesannya, nanti kalau sudah sampai di tempat pemujaan (tempat untuk mengontak atau berkomunikasi dengan siluman, red) dilarang mengucap kalimat-kalimat Al-Quran. Jangankan mengucap kalimat, ingat kepada Tuhan saja tidak boleh. Ini akan menggagalkan semua maksud.
“Kalau sudah mulai masuk goa siluman, jangan mengenakan busana. Walau selembar benangpun tidak boleh ada yang melekat di tubuh. Anda harus telanjang bulat,” pesan pekuncen tersebut seperti diceritakan Sukarman. Pesan lainnya, selama menelusuri lorong goa yang gelap gulita, Sukarman dilarang tengok kanan kiri. Jalan pun harus menundukkan kepala.
Sungguh ajaib, lorong goa yang semula gelap gulita ternyata berangsur-angsur menjadi terang benderang. Di sekelilingnya terlihat beraneka macam batu pualam. Jalan tanah yang semula diinjak penuh bebatuan, berubah menjadi tumbuhan lumut hijau bak permadani begitu empuk. Makin ke dalam semakin terlihat keajaiban.
Ternyata lorong goa itu hanya merupakan jalan pintu masuk saja. Di dalamnya tampak suatu bangunan istana megah yang penuh dengan ukiran-ukiran candi yang luasnya tak terkirakan. “Inilah yang disebut alam pesugihan,” pekik Sukarman.
Namun, lebih ke dalam lagi Sukarman merasakan hawa yang sangat panas dan merasakan keangkeran tempat asing itu. Dia masih dituntun oleh juru kunci. Kemudian diajak meniti undakan bangunan. Tapi, alangkah terkejutnya, saat menginjakan kakinya, ternyata terasa empuk, begitu dilihat ternyata undakan itu terdiri dari tumpukan tubuh manusia yang mulutnya menyeringai kesakitan. Sukarman merinding. Tapi ia tak dapat berbuat apa-apa.
Selanjutnya, Sukarman dibimbing ke sebuah kolam yang ada jembatan penyeberangan. Tenyata jembatan itupun terdiri dari anyaman tubuh manusia. Mulai pilar hingga tiang-tiangnya semua terdiri dari tubuh manusia yang dipasak oleh bilahan bambu. Dari sekujur tubuh anyaman manusia itu mengucur darah segar yang tiada henti. Mengerikan sekali. Saat berada dalam suasana mencekam itu, tiba-tiba ada suara berat seseorang yang terdengar dari undakan jembatan yang diinjak.
“Hei manusia mengapa kamu datang kemari, maukah kamu kelak tersiksa seperti kami?” kata suara itu, serak. Sukarman makin gentar takut hatinya, merasakan kengerian yang tiada taranya. Sebelum melangkah lebih jauh, tiba-tiba dari arah sebelah kanan terlihat beberapa orang yang dijadikan tumpuan suatu bangunan berupa stupa yang menghiasi kolam.
Kolam itu airnya tidak lazim. Warnanya menyerupai darah dan menyebarkan bau amis. Manusia yang dijadikan tumpuan itu terlihat sedang menahan beban dan menahan sakit yang berkepanjangan.
Mereka menyeringai sedang sekujur tubuhnya mengeluarkan darah melalui pori-pori kulitnya. “Wahai anak muda mengapa kamu kemari, pulanglah kembali ketempatmu sebelum terlambat, jangan mengikuti jejak kami yang tersesat. Kami saat ini merasakan penyesalan, maka anak muda biarkanlah cuma kami yang menjadi korban,” ucap sosok manusia tersiksa itu.
Sukarman bergidik. Dia sadar alam yang dimasuki itu. Maka, sebelumnya oleh juru kunci memandikannya dengan kembang agar hatinya mantap, secepat itu hatinya meronta dan mengundurkan maksudnya dalam posisi 180 derajat. “Allahhu…akbar !,” pekiknya.
Begitu membalikkan badannya, ternyata semua yang terlihat secara ajaib hilang semua, yang ada hanya mulut goa yang berbatu-batu. Sukarman terus berlari keluar tak menghiraukan juru kunci yang mengantarnya. Begitu sampai di luar goa segera dia bersujud ke tanah menghadap kearah kiblat mengucap istigfar berulang-ulang dengan deraian air mata .”Ya Allah, ya Tuhanku. Ampunilah hambaMu ini, yang hampir saja tergiur bujukan iblis,” rintihnya dalam tangis. (cerita kiriman andri tity, pandean lamper semarang)

Sabtu, 11 Juni 2011

"Kenapa Harus Menikah"...





Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah. 

Berikut beberapa alasan mengapa harus menikah, semoga bisa memotivasi kaum muslimin untuk memeriahkan dunia dengan nikah.

1. Melengkapi agamanya
“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. (HR. Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri
“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasaiy, Darimi, Ibnu Jarud dan Baihaqi).

3. Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia
“Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 245; Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah no. 309).

Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala
4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah
Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka bisa shalat sebagaimana kami shalat; mereka bisa berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah; (pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah); memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah; mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kok bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwatnya itu dia salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” (Mereka menjawab, “Ya, tentu.” Beliau bersabda,) “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala.” (Beliau kemudian menyebutkan beberapa hal lagi yang beliau padankan masing-masingnya dengan sebuah sedekah, lalu beliau bersabda, “Semua itu bisa digantikan cukup dengan shalat dua raka’at Dhuha.”) (Buku Adab Az Zifaf Al Albani hal 125).

5. Adanya saling nasehat-menasehati

6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai

7. Pahala memberi contoh yang baik
“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Orang yang pertama kali melakukan kebaikan atau kejahatan.)

Bagaimana menurut Anda bila ada seorang kepala keluarga yang memberi contoh perbuatan yang baik bagi keluarganya dan ditiru oleh istri dan anak-anaknya? Demikian juga sebaliknya bila seorang kepala keluarga memberi contoh yang jelek bagi keluarganya?

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama. Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dari Abu Abdullah (Abu Abdurrahman) Tsauban bin Bujdud., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Dinar yang paling utama adalah dinar yang dinafkahkan seseorang kepada keluarganya, dinar yang dinafkahkan untuk kendaraan di jalan Allah, dan dinar yang dinafkahkan untuk membantu teman seperjuangan di jalan Allah.” (HR. Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Seorang suami lebih utama menafkahkan hartanya kepada keluarganya daripada kepada yang lain karena beberapa alasan, diantaranya adalah nafkahnya kepada keluarganya adalah kewajiban dia, dan nafkah itu akan menimbulkan kecintaan kepadanya.

Muawiyah bin Haidah RA., pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri terhadap salah seorang di antara kami?” Beliau menjawab dengan bersabda, “Berilah makan bila kamu makan dan berilah pakaian bila kamu berpakaian. Janganlah kamu menjelekkan wajahnya, janganlah kamu memukulnya, dan janganlah kamu memisahkannya kecuali di dalam rumah. Bagaimana kamu akan berbuat begitu terhadapnya, sementara sebagian dari kamu telah bergaul dengan mereka, kecuali kalau hal itu telah dihalalkan terhadap mereka.” (Adab Az Zifaf Syaikh Albani hal 249).

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA., dalam hadits yang panjang yang kami tulis pada bab niat, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Sesungguhnya apa saja yang kamu nafkahkan dengan maksud kamu mencari keridhaan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala sampai apa saja yang kamu sediakan untuk istrimu.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga)

Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Seseorang cukup dianggap berdosa apabila ia menyianyiaka orang yang harus diberi belanja.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).

Dan akan diganti oleh Allah, ini janji Allah

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya.” (Saba’: 39).

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda: “Setiap pagi ada dua malaikat yang datang kepada seseorang, yang satu berdoa: “Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya.” Dan yang lain berdoa: “Ya Allah, binasakanlah harta orang yang kikir.” (HR. Bukhari dan Muslim, Buku Riyadush Shalihin Bab Memberi nafkah terhadap keluarga).


9. Seorang pria yang menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim


Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah.
1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32)
2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

sumber :
http://akat-nikah.blogspot.com

Ketika "Bosan" Sedang Melanda Rumah Tangga






Rasa bosan pasti pernah singgah dalam kehidupan rumah tangga Anda. Bahkan mungkin suatu waktu akan datang kembali. Perasaan bosan itu ibarat gelapnya malam yang memang harus Anda lalui untuk kemudian Anda menikmati indahnya pagi dan hangatnya mentari.

Rasa bosan dalam kehidupan berumah tangga adalah wajar, mengingat memang tidak ada yang sempurna dalam kehidupan di dunia ini. Maka, setinggi apapun prestasi, kebaikan, atau keistimewaan, selama masih ada di dunia, pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Artinya, seistimewa apapun pasangan hidup Anda, pasti punya kekurangan. Akibatnya, kebosanan-kebosanan menyergap kehidupan rumah tangga Anda. Tiba-tiba Anda merasa bosan pada keadaan rumah, bosan terhadap penampilan pasangan, bosan terhadap keadaan anak-anak, atau bosan menghadapi segala permasalahan rumah tangga.

Rumah tangga yang sudah disergap kebosanan biasanya diwarnai dengan sikap yang serba tidak maksimal. Suami tidak maksimal mengelola ke-qawaman-nya dalam rumah tangga sehingga berimbas kepada sikap istri yang juga tidak maksimal dalam melayani suami, juga dalam menjaga amanah rumah dan anak-anak. Bisa jadi, suami-istri pun tidak maksimal mengekspresikan rasa cinta kasihnya. Akibatnya, muncul ketegangan atau bahkan sikap apatis, suami-istri berjalan sendiri-sendiri mengikuti idealisme masing-masing. Rasulullah SAW mewanti-wanti agar jika muncul rasa bosan atau jenuh, pelampiasan yang dipilih hendaknya tidak keluar dari kebenaran sebagaimana sabda beliau ini:

“Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat.” (HR al-Bazaar)

Penyebab Munculnya Rasa Bosan

Rasa bosan dalam kehidupan rumah tangga berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Secara internal, rasa bosan seorang suami ataiu istri berkaitan dengan apresiasi dirinya terhadap kondisi rumah tangganya. Mungkin seorang suami melihat keadaan rumah yang tidak rapi setiap pulang kerja. Atau istri mendapati suami pulang kerja dengan setumpuk permasalahan kantor yang kemudian menjadi pekerjaan rumah. Tidak ada waktu untuk bercengkerama atau sekedar ngobrol sehingga rumah tangga rasanya berjalan seperti angina lalu, tanpa ruh. Atau suami menginginkan istri siap jika dia memerlukan teman diskusi pekerjaan kantor. Di sisi lain suami tidak peduli pada pekerjaan rumah tangga istri yang tidak henti-hentinya. Artinya, di satu sisi suami atau mengharapkan pasangannya memahami keadaannya namun di pihak lain tidak ada itikad yang memudahkan harapan itu bisa terealisasi.

Secara eksternal, sebab-sebab munculnya rasa bosan berasal dari hal-hal di luar diri. Mungkin memang sudah saatnya Anda mengubah posisi tempat tidur atau mengganti gorden kamar Anda. Mungkin saatnya juga Anda mengganti warna cat rumah dengan warna yang lebih segar. Anda juga mungkin sudah saatnya mencoba menu makanan baru atau mengganti penampilan di depan suami Anda.

Ada tiga hal yang diindikasikan menjadi penyebab munculnya rasa bosan untuk Anda kenali:

1. Anda melakukan kesalahan berulang-ulang.

Bisa jadi istri memasak terlalu asin dan itu terjadi berulang kali untuk masakan kesukaan sang suami. Istri kembali memakai baju warna gelap yang tidak disukai suami. Atau suami selalu menyimpan baju-baju kotor di belakang pintu sehingga istri harus sering razia baju kotor. Dengan demikian, Anda berdua sudah terperosok dua kali pada lubang yang sama. Akibatnya, Anda berdua merasa bosan dengan keadaan yang terus berulang, sementara Anda berdua tidak menghendaki keadaan seperti itu terjadi.

2. Beban Anda memang berat dan tidak pernah henti.

Mungkin istri beraktivitas kegiatan sosial atau bahkan juga bekerja sehingga ketika sampai di rumah ingin suasana yang sedikit santai untuk mengendorkan urat saraf, sementara suami datang dengan segudang permasalahan kantor dan tuntutan pelayanan dari istri. Atau mungkin kondisi ekonomi rumah tangga kurang mencukupi sehingga suami atau istri harus bekerja keras. Kendati begitu ternyata gaji ternyata gaji berdua tidak cukup untuk membayar rekening-rekening tagihan. Fisik lelah dan pikiran jenuh, akhirnya tidak ada waktu lagi untuk sekedar bermanis-manis dengan pasangan. Yang ada adalah ketegangan demi ketegangan yang lama kelamaan menimbulkan kebosanan-kebosanan dalam menghadapi permasalahan hidup.

3. Idealisme Anda terlalu tinggi

Apapun yang tidak seimbang akan berakhir pada kebosanan. Harapan yang terlalu tinggi terhadap pasangan akan menimbulkan kekecewaan jika ternyata pasangan tidak mampu memenuhi harapan Anda. Misalnya saja, Anda menginginkan suami selalu bersemangat dalam menyelesaikan setiap permasalahan karena bagi Anda suami ideal adalah suami yang selalu tegar menghadapi masalah rumah tangga. Namun, kenyataannya, suami Anda malah down. Atau Anda mengharapkan istri Anda bisa berbisnis seperti istri-istri lain yang bisa menambah income bulanan dengan berbisnis busana muslim. Kenyataannya istri tidak berbakat dagang sehingga tidak balik modal. Akhirnya, Anda patah arang, lalu malah tidak semangat lagi mengejar harapan tersebut. Akhirnya Andapun bosan mengejar sesuatu yang memang tidak bisa Anda paksakan kepada pasangan Anda.

Kebosanan yang Melahirkan Kekuatan Baru

Tidak sedikit orang yang menjadikan kebosanan sebagai antiklimaks yang mengawali sikap atau perilaku buruk. Mereka berdalih mencari kompensasi rasa bosannya itu dengan mengerjakan hal-hal negative dengan dalih untuk mencari suasana baru. Padahal jika disikapi denga baik, kebosanan akan memunculkan kreativitas yang melahirkan kekuatan baru.

Berikut tips-tips yang bisa Anda simak:

* Perbarui niat. Setelah sekian lama berumah tangga, ada saatnya Anda berdua menekan tombol pause untuk merenung. Mungkin karena kesibukan urusan kantor atau rumah, Anda berdua tidak sempat saling mengingatkan pada niat semula menjalani rumah tangga sebagai ibadah. Anda berdua perlu mengukur kembali keikhlasan Anda dalam menghadapi berbagai problematika rumah tangga. Keihklasan adalah sumber kekuatan jiwa dan fisik sehingga Anda akan kuat menjalani kondisi apapun dalam hidup.

* Susunlah perencanaan dan manajemen rumah tangga Anda. Kebosanan banyak datang karena tidak adanya perencanaan dan manajemen yang baik dalam menata aktivitas rumah tangga. Akibatnya, tenaga, pikiran, waktu, dan dana tidak terpakai maksimal untuk hal-hal yang penting.

* Pahami keutamaan-keutamaan amal. Allah akan memberikan ganjaran untuk pekerjaan yang dilakukan dengan dasar ikhlas dan benar. Lelahnya suami mencari nafkah dihitung sebagai fi sabilillah. Peluh, kelelahan, dan kesulitan dalam mencari nafkah akan memperoleh pahala besar. Pekerjaan istri mengurus rumah tangga dengan benar dan ikhlas akan mengantarkannya pada surga. Jadi, hadirkan dalam diri kita kenikmatan surga yang dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yang beramal saleh.

* Ajaklah pasangan Anda melakukan ibadah sunnah berdzikir, beribadah, dan mendekatkan diri kepada Allah ketika kita diterpa kegelisahan dan rasa bosan adalah di antara kebiasaan yang dilakukan salafussaleh. Allah akan menyertai orang-orang yang menjalankan amalan-amalan sunnah setelah menjalankan amalan-amalan wajib.

* Bercerminlah pada orang lain. Anda berdua bisa bertanya kepada orang-orang tua atau yang lebih berpengalaman tentang kiat-kiat mereka mengatasi kelelahan atau kebosanan dalam menjalani cobaan-cobaan hidup. Uraian mereka akan memacu semangat Anda dalam mengatasi kebosanan

Tips-tips di atas memang bukan hal yang mudah untuk direalisasikan. Semuanya membutuhkan kesungguhan, keseriusan, dan kerja keras. Namun, jika dikerjakan akan menjadi solusi bagi rasa antara Anda dan pasangan Anda. InsyaAllah.

sumber :
http://akat-nikah.blogspot.com/2009/04/ketika-bosan-sedang-melanda-rumah.html

“Mempertahankan Rumah Tangga”

Sudah 1,5 tahun terakhir ini, hubungan antara suami dan kedua orangtua saya tidak baik. Penyebabnya adalah suami selalu punya fikiran negatif terhadap kedua orang tua saya. Kedua orang tua saya yang sebelumnya biasa-biasa saja akhirnya jadi merasa tidak enak karena suami selalu menunjukan sikap permusuhan, tidak menghargai dan tidak hormat terhadap mereka.
Sering saya menasehati suami, tetapi ia malah mengatakan bahwa hubungannya dengan kedua orangtua saya sudah tidak akan bisa baik lagi dan ia meminta saya untuk memikirkan apakah saya bisa menjalaninya. Dengan situasi dan kondisi tersebut apa yang sebaiknya saya lakukan. Di satu sisi saya merasa durhaka karena sikap suami saya, dan terpikir untuk berpisah, tapi di sisi lain saya tidak mau melakukan hal yang dibenci Allah, selain itu saya juga memikirkan anak saya.
Apa yang sebaiknya saya lakukan, mengingat sebagai seorang suami, ia juga kurang bertanggung jawab. Ia pernah meninggalkan saya dan anaknya selama 3 bulan, alasannya karena ia tidak merasa nyaman di rumah dan tidak menafkahi selama 5 bulan berturut-turut.
Apakah rumah tangga seperti ini layak untuk dipertahankan? Atau perceraian adalah yang lebih baik? Itikad dari suami untuk berjuang mempertahankan pernikahan kami sangat kurang
A
Jawaban
Assalammu’alaikum wr. wb.
Ibu A yang sholehah,
Berat juga ya bu jika hati selalu harus bersabar terhadap sikap buruk suami terhadap orang tua yang kita cintai. Tentu tidak mudah harus berada di antara perselisihan suami dan orang tua kita. Di satu sisi kita harus menghormati suami kita namun di sisi lain hati tentu juga tak terima ketika suami memperlakukan mereka dengan tidak hormat.
Dalam hal ini saya setuju dengan sikap ibu yang tidak dapat menerima sikap suami meski ia menyatakan agar ibu terima saja kondisi ini. Yang tepat adalah bagaimana ibu harus menerima kenyataan bahwa memang ada masalah antara suami dan orang tua, nsmun juga berusaha mencari solusi agar terjadi perubahan atas yang sudah terjadi sehingga bisa menjadi lebih baik.
Sikap suami yang selalu nampak bermusuhan terhadap orang tua memang aneh karena umumnya menantu berusaha menunjukkan sikap semanis mungkin terhadap mertuanya. Terlebih jika perasaan negatif yang dirasakan suami ibu terhadap mertuanya tersebut juga yang menjadi faktor penyebab ia meninggalkan ibu selama berbulan-bulan.
Namun segala perilaku apapun itu selalu memiliki akar permasalahan dan dari akar itulah seharusnya kita dapat menyusun strategi untuk melakukan perbaikan. Jika dengan cara memberi nasehat tidak berhasil maka alternatif lain adalah dengan mempertemukan suami dengan orang lain yang dapat efektif mengurai masalah dan dapat memberikan masukan yang menggugah kesadaran suami.
Oleh karena itu saya menganjurkan ibu sebaiknya menghadirkan orang lain yang bukan dari pihak keluarga sehingga dapat dianggap sebagai pihak netral bagi suami. Mungkin ibu bisa menghadiri konselor pernikahan dengan alasan pada suami untuk memperbaiki keharmonisan hubungan ibu dengan suami.
Mengingat sikap apatis suami yang tidak mau ibu ikut campur atas permasalahannya dengan orang tua ibu, maka di awal tak perlu mengungkit masalah dengan orang tua dulu agar suami bersedia melakukannya. Semoga dengan kehadiran orang ketiga yang netral maka dapat memberikan pencerahan terhadap suami ibu dalam memandang permasalahannya dalam rumah tangga termasuk dengan orang tua ibu.
Bersabar ya bu, berusahalah dulu semaksimal mungkin sebelum memutuskan perceraian. Mungkin masih ada peluang untuk terjadinya perubahan sehingga tak perlu menghancurkan semuanya. dengan usaha dan doa semoga Allah tunjukkansolusi terbaik bagi rumah tangga ibu. Amin
Wassalammu’alaikum wr. wb.

sumber :
http://blog.re.or.id/mempertahankan-rumah-tangga.htm

Menyikapi Isteri Yang Menjadi Tulang Punggung Keluarga


Assalaamu'alaikum wr, wb.
Saya adalah seorang isteri dan ibu dari 3 anak yang masuk usia pubertas. Saya sudah menikah selama 15 tahun. Ada yang merisaukan saya, karena sejak menikah sampai sekarang, alhamdulillah, pendapatan saya jauh lebih tinggi dari suami. Bahkan ada masa selama 7 tahun saya menjadi tulang punggung tunggal bagi keluarga, karena suami tidak punya pekerjaan tetap. Sehingga akhirnya semua pembiayaan baik sehari-hari maupun yang cukup besar menjadi tanggungan saya.
Suami bukannya tidak berusaha, tapi mungkin memang rejekinya seperti itu, sehingga menyebabkan kondisi perekonomian di rumah adalah tanggungan saya. Saya juga sangat mencintainya. Namun terkadang saya berpikir, suami saya seperti terlena dengan keadaan di mana saya bisa mengatasi semua masalah yang ada.
Kadang-kadang timbul ketidak puasan dalam diri saya, karena semua jerih payah saya, selalu untuk keluarga. Sedangkan untuk keperluan saya pribadi harus saya tekan sedalam-dalamnya.
Sampai pernah terpikir oleh saya, bahwa bagaimana jadinya kalau saya tidak ada? Apa yang terjadi pada anak-anak dan keluarga ini?
Bu, bagaimana saya harus bersikap? Supaya saya ikhlas menjalankan ini semua? Sungguh saya lelah dengan beban yang demikian besar ini, saya ingin ridhla menjalaninya, tapi selalu saja ada ketidakpuasan menyertainya.
Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum wr, wb.
Ratih
Jawaban
Assalamualaikum wr.wb
Laki-laki memang seharusnya menjadi pencari nafkah utama bagi anak-anak dan isterinya. Sementara perempuan, berkewajiban mengurus rumah tangga, anak-anak dan suami. Sementara itu Islam sendiri membolehkan isteri bekerja bila memang kondisinya memungkinkan misalnya untuk membantu perekonomian keluarga atau gaji suami tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sangat sering ditemui justru isteri lah yang justru memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan suaminya. Hal ini tentu saja menyebabkan isteri lebih banyak berperan dalam menjalankan roda ekonomi keluarga atau dengan kata lain menjadi tulang punggung perekonomian keluarga.
Kondisi seperti ini memang jelas kurang ideal, apalagi selain bekerja di luar rumah isteri juga sering dituntut untuk menyelesaikan tugasnya mengurus rumah tangga. Akibatnya beban isteri menjadi sangat berat, karena harus menjalankan dua peran sekaligus. Karenanya tidak berlebihan bila ibu merasa terbebani dengan kondisi seperti ini, apalagi kondisi ini ternyata sudah ibu jalani selama 15 tahun, atau sejak awal pernikahan.
Sebagai isteri, dalam hal ini perlu memahami beberapa hal agar dapat menjalankan kedua peran tersebut dengan ikhlas. Salah satunya dengan memahami bahwa Allah ternyata memberikan rezeki yang lebih banyak lewat tangan isteri. Karena yang terpenting, suami tetap berusaha sekuat tenaga mencari nafkah.
Mengenai hasil yang didapat besar atau kecilnya adalah ketentuan Allah. Sehingga apabila ternyata isteri berpenghasilan lebih besar dari suami, keduanya haruslah berlapang dada. Karena apa yang diperoleh adalah untuk kepentingan bersama.
Suami juga harus memahami beban berat isteri yang bekerja, dengan membantu tugas-tugas isteri dirumah. Selain itu suami jangan terlena dan merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Karena dikhawatirkan suami bisa lengah dari tanggung jawabnya sebagai qowwam atau pemimpin dalam keluarga.
Suami wajib terus berusaha mencari nafkah dan tidak terus menerus mengandalkan jerih payah isteri untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi bila isteri merasa tidak ridho karena diperlakukan seperti sapi perahan. Karena tugas utama mencari nafkah bukanlah tugas seorang isteri.
Apabila segala usaha telah dilakukan suami, namun rezeki suami ternyata masih 'segitu-segitu' saja. Haruslah dikhlaskan keadaan ini sebagai ketentuan Allah. Keadaan ini justru bisa menjadi ladang amal buat isteri, karena Insya Allah banyak pahala bagi peran ganda perempuan yang membantu suami mencari nafkah sekaligus pahala untuk tugasnya sebagai ibu dan isteri dari suaminya.
Cobalah memahami makna kebersamaan dalam pernikahan, rumah tangga ibarat kapal yang dikayuh oleh dua orang. Ketika yang satu tidak mengayuh dengan baik, maka yang lain harus mengayuh lebih keras. Bila hal ini disadari dengan baik, Insya Allah akan mengurangi perasaan tidak puas dari pihak isteri.
Contohnya adalah Khadijah ra. Isteri Rasullullah saw. yang harta dan status sosialnya berada di atas suami tercintanya. Hingga Berapa banyak harta hasil kerjanya yang dipakai sang suami untuk berdakwah. Namun demikian Khadijah tetap berkhidmat pada suaminya tercinta.
Nah, Ibu Ratih semoga apa yang baru saya sampaikan, bisa mengurangi kerisauan hati ibu.
Wallahua'lam Bishawab.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

sumber :
http://www.eramuslim.com/konsultasi/keluarga/bagaimana-menyikapi-jika-isteri-menjadi-tulang-punggung-keluarga.htm

Solusi buat Wanita yang tertindas oleh suami

Pada hakikatnya, Islam tidak melepaskan kehidupan rumah tangga berjalan begitu saja tanpa arah petunjuk. Sehingga hawa nafsu menjadi penentu  yang berkuasa. Tidak demikian adanya. Islam telah menggariskan hak,
kewajiban, tugas dan tanggung-jawab antara suami dan istri sesuai  dengan kodrat, kemampuan, mempertimbang- kan tabiat dan aspek psikis. Hal  tersebut ditetapkan di atas landasan yang adil lagi bijaksana. Allah
 
Ta�ala berfirman:
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma�ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". [al-Baqarah/2:228].

Jika pasangan suami istri mengerti dan memahami kewajiban masing-masing, niscaya biduk suatu rumah tangga kaum muslimin akan berjalan normal, semarak oleh suasana mawaddah dan rahmat. Suami memenuhi kewajiban-kewajibannya. Begitu pula, istri juga menjalankan kewajiban-kewajibannya. Dengan ini, rumah tangga akan menuai
kebahagiaan dan ketentraman. Rumah tangga benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.

Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman :
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat  tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." [ar-Rûm/30:21].

Akan tetapi, kondisi ideal ini, terkadang terganggu oleh riak-riak yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat mawaddah dan rahmat antara suami-istri. Suami berbalik membenci istrinya. Pada sebagian suami,  tidak mampu bersabar sehingga tangan kuatnya diayunkan ke tubuh istri, dan menyebabkan istri mengerang kesakitan. Bekas-bekas penganiayaan pun terlihat jelas. Istrinya merasa tidak aman dan nyaman hidup dengan lelaki itu. Situasi kian memanas. Akibat emosi tak terkendali, kadang timbul aksi yang tidak diharapkan, semisal penganiayaan hingga
pembunuhan, baik dari suami maupun istri. Nas`alullah as-salaamah.

Syaikh �Abdur-Rahmaan as-Sudais menyampaikan fakta: "Ada sejumlah lelaki (suami) yang tidak dikenal kecuali hanya dengan bahasa perintah dan larangan, hardikan, sifat arogan, buruk pergaulan, tidak ringan tangan, susah bertoleransi, emosional dan sangat reaktif. Jika berbicara, perkataannya menunjukkan dirinya bukan orang yang beradab. Dan bila berbuat, perilakunya mencerminkan kecerobohan. Di dalam rumah, suka menghitung-hitung kebaikannya di hadapan istri. Bila keluar rumah, prasangka buruk kepada istri menggelayuti pikirannya. Bukan pribadi
yang lembut dan tidak sayang. Istrinya hidup dalam kesulitan, bergulat  dengan kesengsaraan dan terpaksa mengalami prahara"[1]

MENDATANGKAN DUA PENENGAH DARI MASING-MASING PIHAK

Dalam konteks ini, bila persoalan semakin meruncing, maka Allah Subhanahu wa Ta�ala mengarahkan untuk menghadirkan dua penengah dari keluarga suami dan istri.

"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka  kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan
perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"  [an-Nisaa`/4:35][2].


Tugas mereka berdua, mengerahkan segala upaya untuk mengetahui akar  permasalahan yang menjadi sebba perseteruan antara suami istri dan menyingkirkannya, serta memperbaiki hubungan suami-istri yang sedang
dilanda masalah. Dua penengah ini (hakamain) disyaratkan orang muslim, adil, dikenal istiqamah, keshalihan pribadi dan kematangan berpikir, dan bersepakat atas satu keputusan. Keputusan mereka berkisar pada perbaikan hubungan dan pemisahan antara mereka berdua. Berdasarkan pendapat jumhur ulama, keputusan dua penengah ini mempunyai kekuatan untuk mempertahankan hubungan atau memisahkan mereka.

TALAK BISA "MENJEMBATANI" KEBUNTUAN ANTARA SUAMI-ISTRI
Pada asalnya, talak bukanlah jalan keluar yang dianjurkan untuk menyelesaikan keretakan hubungan antara suami-istri, jika tidak ada faktor penting dan mendesak yang menjadi penyebabnya. Namun, ketika istri memperlihatkan tanda-tanda kebencian kepada suami, karena istri sering mengalami penindasan, misalnya secara fisik berupa pukulan yang menciderai, siksaan yang berat, kewajiban nafkah tak dipenuhi, terus-menerus dicaci, mendapatkan tuduhan yang bermacam-macam umpamanya, sehingga kehidupan rumah tangga tidak mendukung menjadi
keluarga harmonis, maka dalam kondisi ini, talak bisa menjadi jalan keluar bagi mereka berdua.

Konsepsi kehidupan rumah tangga dalam Islam sendiri bersendikan "pergaulan yang baik, atau dilepaskan dengan cara baik pula". Hal ini berdasarkan firman Allah Ta�ala:

"Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma�ruf atau menceraikan dengan cara yang baik" [al-Baqarah/2:229].

Kalau suami ingin tetap hidup bersama istri, kewajibannya ialah mempergauli istrinya dengan sebaik-baiknya. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman :

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut". [an-Nisâ/4: 19]

Tindakan aniaya terhadap orang lain terlarang. Demikian juga perbuatan-perbuatan yang merugikan dan membahayakan orang lain. Apalagi kepada orang yang menjadi pendamping hidup dan bersifat lemah. Orang
terbaik ialah orang yang berlaku baik kepada keluarganya. Rasulullah  Shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang bersikap baik kepada keluarganya.Dan aku adalah orang yang terbaik bagi keluargaku" [HR at-Tirmidzi dan Abu Dâwud].

Kedekatan antara suami dan istri sangat kuat. Dari seringnya interaksi antara keduanya, masing-masing dapat mudah terpengaruh oleh kondisi pasangannya. Pengaruh baik akan berdampak positif bagi pasangan. Begitu pula, keadaan-keadaan yang buruk pun akan mudah berpengaruh pada pasangannya.
Tatkala kesepahaman tidak bisa dipadukan, dan seluruh terapi tidak memberi pengaruh positif bagi perubahan ke arah yang baik, maka kehidupan berumah tangga dengan pasangan bisa menjadi beban berat untuk dipikul. Allah Subhanahu wa Ta�ala berfirman :

"Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana" [an-Nisaa/4:130]

BILA SUAMI TIDAK INGIN MENCERAIKAN
Bila kehidupan rumah tangga sudah menjadi beban berat bagi istri sehingga dikhawatirkan tidak mampu lagi menjadi pendamping suami, baik karena perilaku maupun tindak kekerasan yang dilakukan suami atau lainnya, maka dalam keadaan seperti ini, Islam membolehkan wanita mengajukan gugatan cerai kepada suami dengan memberikan ganti rugi harta. Dalam syari’at Islam, gugatan cerai istri atas suaminya ini dinamakan al-khulu’.[3]

Al-Hishnî rahimahullah menjelaskan jenis ketiga dari keringanan dalam pernikahan dengan menyatakan: Di antaranya, ialah kemudahan pensyariatan talak (cerai) karena beban berat tinggal berumah tangga,  dan demikian juga al-khulu’. Juga semua yang disyari’atkan hak pilih faskh (menggagalkan akad) karena kesabaran wanita atas keadaan tersebut merupakan beban berat (al-masyaqqah), karena syari’at tidak memberikan hak cerai kepada wanita.[4]

Sedangkan Ibnu Qudamah rahimahullah, ketika menjelaskan hikmah disyari’atkannya al-khulu’, ia menyatakan: "Al-khulu’ (disyari’atkan) untuk menghilangkan dharar (kerugian) yang menimpa wanita karena jeleknya pergaulan dan tinggal bersama orang yang tidak ia sukai dan  benci".[5]
 
Lebih jelas lagi, yaitu pernyataan Ibnul-Qayyim, bahwasanya Allah mensyari’atkan al-khulu’ untuk menghilangkan mafsadat yang berat, menimpa pasangan suami istri dan membebaskan satu dari pasangannya [6].
Apabila suami menyetujuinya, maka rusaklah akad pernikahan keduanya (faskh) dan sang wanita menunggu sekali haidh agar dapat menerima pinangan orang lain.

Namun, apabila suami tidak menerima al-khulu’ (gugatan cerai) istrinya tersebut, maka sang istri dapat mengajukan gugatan cerai kepada  pemerintah atau lembaga yang ditunjuk pemerintah menangani permasalahan tersebut agar mendapatkan keridhaan suami untuk menerima gugatan cerai tersebut. Sebab, terjadinya al-khulu’, tetap dengan keridhaan suami. Demikianlah pendapat mayoritas ulama bahwasanya al-khulu’ tidak sah kecuali dengan keridhaan suami.[7]

Oleh karena itu, Ibnu Hazm rahimahullah berkata: "Maka wanita diperbolehkan mengajukan gugatan cerai (al-khulu’) dari suami dan menceraikannya bila suami meridhainya".[8]

Demikian, cukup jelas solusi yang diberikan Islam dalam menangani masalah KDRT. Keuntungan dunia dan akhirat akan bisa digapai bila menaatinya. Mudah-mudahan, Allah Subhanahu wa Ta�ala membukakan hati kita untuk menerapkan seluruh syari�at-Nya dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Wallahu a�lam.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XI/1429H/2008M.Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]

Saat Wanita Takut Menolak Cinta Pria

MENGAPA sebagian wanita begitu takut menolak cinta pria yang tidak ia sukai? Kalau rasa takut masih menghantui, Anda hanya akan menjalani hubungan tanpa kebahagiaan.

Bagi wanita, menolak cinta seorang pria tidak semudah yang dibayangkan. Melihat ekspresi wajah kecewa hingga janji untuk tidak lagi berhubungan dari si dia harus siap mereka tanggung.

Apakah Anda sedang berada dalam posisi sulit menebak jawaban wanita atas pernyataan cinta Anda? Simak ulasan beberapa pakar hubungan soal mengapa wanita begitu takut mengatakan “tidak” pada pria, seperti dikutip dari Bettyconfidential.

Sifat alami wanita

"Wanita cenderung sensitif dan penuh kasih. Mereka peduli dengan emosinya sehingga bisa berempati dengan rasa sakit akibat penolakan. Wanita hanya tidak ingin pria merasa sakit hati," kata Dr Kenneth Ryan, penulis buku Finding Your Prince in a Sea of Toads: How to Find a Quality Guy Without Getting Your Heart Shredded.

Wanita takut sendirian

"Adalah sulit bagi wanita untuk tidak bisa merasakan kencan yang begitu menyanjung dan menawarkan malam menyenangkan. Membayangkan malam menyedihkan, bahkan kesepian dengan duduk di rumah dan tidak melakukan apa-apa, jelas tidak mengasyikkan," kata Julie Melillo, pakar hubungan yang berbasis di Manhattan.

Tidak yakin dengan diri sendiri

"Daripada menunggu untuk kencan berkualitas dengan pria impiannya, banyak wanita memilih pria yang duluan datang menghampiri," kata Maria Avgitidis, pakar hubungan dan mak comblang di Agape Match, New York City.

Ingin membenahi diri

"Wanita yang single untuk sekian lama mungkin merasa rendah diri, berpikir bahwa kriteria pria yang mereka idamkan terlalu tinggi," kata Tiffani Murray, penulis Stuck on Stupid: A Guide for Today’s Single Woman Stuck in Yesterday’s Stupid Relationships.

Merasa bersalah

"Banyak wanita percaya bahwa jika putus dari seorang pria, kesalahan itu pasti karena mereka egois," kata Jaymes Ian Woode, penulis buku 101 Behaviors a Guy Needs to Understand about His Woman!

Ingin dorongan ego

"Sering kali, wanita mengatakan ‘ya’ kepada seorang pria yang benar-benar bisa memberi perhatian dan terbuai dalam kegembiraan hubungan baru tanpa tahu apa yang mereka inginkan," kata Lauren Sheehan, pakar hubungan di femininerhythm.com.

Mengenal Cara Kerja PERASAAN LELAKI

Apakah otak lelaki kurang emosional lebih baik untuk membangun dan mempertahankan pernikahan?. Benarkah demikian?.
Penulis buku “The Mail Brain” Michael Gurian menjawab dengan matap,” Ya”. Gurian memberi alasan dasarnya atas jawaban positif ini dengan mengeksplorasi secara mendalam kecenderungan-kecenderungan biologis lelaki secara dalam kehidupan emosionalnya. Menurutnya, kecenderungan-kecenderungan biologis ini sama pentingnya kecenderungan-kecenderungan biologis perempuan.
1. LELAKI CENDERUNG MENANGGUHKAN REAKSI EMOSIONAL
Penelitian-penelitian belakangan menunjukkan bahwa lelaki membutuhkan waktu tujuh jam lebih lama daripada perempuan untuk memproses data-data emosi yang kompleks. Penelitian-penelitian terbaru tentang saraf menguatkan fakta bahwa mengingat kondisi biologis otak lelaki “reaksi yang lambat” merupakan bagian dari cara kerja perasaan lelaki. Perempuan, tentu saja, juga dapat menunda reaksi-reaksi emosionalnya, dan lelaki pun dapat menunjukkan reaksi-reaksi emosional secara sangat cepat. Akan tetapi secara umum, hal-hal berikut ini benar:
- Lelaki tidak akan segera mengetahui apa yang dirasakan ketika dia sedang merasakan, dan dia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahaminya.
- Lelaki tidak dapat mengungkapkan perasaanya ke dalam kata-kata seketika itu, dan cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengungkapkannya kepada perempuan-jika dia memilih cara verbal.
2. LELAKI CENDERUNG MENGEDEPANKAN EMOSI FISIK DARIPADA EMOSI VERBAL
Perempuan lebih banyak berbicara, lelaki lebih banyak bertindak.” Ini ungkapan klise tetapi seringkali benar. Perempuan lebih suka duduk dan berbicara, sedangkan lelaki lebih suka berolah fisik. Sebagian lelaki terkadang suka membicarakan perasaannya, tetapi tentu saja tidak selama perempuan ketika membicarakabnnya. Semakin banyak kandungan hormon testosteron pada lelaki (atau perempuan), semakin spasial dan fisikal proses emosionalnya.
Semakin banyak kandungan hormon esterogen/progesteron dalam sistem otak lelaki, semakin banyak proses verbal-emosinal yang dilakukannya, dan makanya dia semakin cenderung mengumbar kata-kata. Akibat olah lelaki menanggapi stimulus emosional dengan proses fisik-terutama karena otak lelaki cenderung melakukan proses ini dalam mengirim lebih banyak sinyal emosi ke batang otak-dia lebih mungkin merespons sebuah perasaan secara fisik. Hal ini dapat terjadi seperti berikut ini:
- Jika lelaki merasa disakiti, dia lebih mungkin mengespresikan kesakitannya dengan memukul sesuatu.
- Jika lelaki merasa tegang, dia lebih mungkin mengendurkannya dengan melakukan aktivitas fisik.
3. KETIKA MEMPROSES PERASAAN, LELAKI MENGENAKAN “TOPENG”
Disinilah pentingnya kemampuan perempuan dalam membaca isyarat-isyarat “topeng” lelaki. Mengingat kondisi biologis otaknya, lelaki lebih sulit mengungkapkan perasaanya daripada kaum perempuan. Dengan ukuran corpus callosum yang lebih kecil, lelaki memindah-mindahkan perasaanya di pusat-pusat bahasa dalam otaknya tidak seperti yang terjadi dalam otak perempuan.
Sewaktu lelaki merasakan sesuatu, sinyal perasaannya mulai bekerja di dalam sistem limbic lalu naik ke neokorteks. Sinyal ini akan naik lagi ke belahan otak kanan. Akan tetapi, ia akan berhenti dan hilang karena tidak diterima di sebuah pusat bahasa di belahan otak kiri. Dengan corpus callosum yang lebih kecil 25 persen daripada milik perempuan, otak lelaki lebih sulit menemukan sebuah jaringan lintas belahan daripada otak perempuan. Oleh karena otak perempuan memiliki enam atau tujuh pusat bahasa di belahan kanan dan kiri, dan otak lelaki hanya memiliki satu atau dua pusat di belahan kiri, otak perempuan acapkali tidak membutuhkan lintas belakang untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya secara verbal.
Sampai di sini, otak perempuan mempunyai susana yang lebih baik untuk mengambil perasaaan ketika ia datang, memprosesnya, dan mengungkapkannya ke dalam kata-kata. Maka reaksi yang terlambat adalah sebuah adaptasi yang dilakukan lelaki untuk menutupi adaptasi lainnya.
Otak lelaki menyesuaikan rendahnya kecepatan proses emosi dengan lebih menyembunyikan perasaannya. Ini menyebabkan otak lelaki lebih lama dalam memproses perasaan daripada yang diharapkan oleh lingkungan eksternalnya. Jika lelaki hidup dengan perempuan, dia mungkin tidak akan memproses perasaan-perasaan yang dirasakan oleh si perempuan.
Otak lelaki akan kerapkali menyembunyikan perasaan orisinal di balik perasaan semu, atau justru menghindarinya. Sampai batas-batas tertentu, setiap orang akan meyembunyikan perasaanya, dan lelaki jauh lebih sering memakai cara ini daripada perempuan

Berbahagialah wahai wanita,karena kamu dimuliakan . ..



Wanita adalah mahluk yang mengedepankan perasaan dan mahluk yang misteri .
Mungkin jika anda sebagai pria membaca artikel ini akan penasara,
Tapi bagi anda sebagai wanita anda akan kaget ,mengenal seberapa hebatnya diri anda .
Saya banyak belajar tentang wanita kepada Pak Teguh Handoko Susilo ,
Saya tidak ingin membahas panjang lebar dalam artikel ini,meskipun sifat luar biasa yang dimiliki wanita sangat panjang bila dijabarkan di sini 
Silahkan perhatikan saja artikel ini ,dan ambil hikmahnya .. .
Pak Teguh mengungkapkan makna yang luar biasa dibalik arti Wanita.Kenapa saya membahas wanita,alasannya adalah karena wanita manusia terbanyak di dunia lebih banyak dari pada laki – laki.
Ketika saya menulis di status saya ,
Laki-laki lebih suka bicara langsung sesuai tujuannya, sementara pembicaraan perempuan terputus-putus dengan keraguan dan perasaan. Disebabkan serabut penghubung antara belahan otak kanan ( intuisi ) dan kiri ( logika ) lebih sedikit pada perempuan. Sehingga ekspresi perasaan lebih mudah terjadi pada perempuan.
Muncullah komentar – komentar dari kaum hawa,dari beragam versi .Meskipun status saya itu diambil dari kaskus .
Lalu apa kata Pak Teguh dalam komentarnya ::
Sifat laki2 spt SPERMA, egois, bersaing dengan ratusan juta sperma lainnya, bunuh2an sikut2an utk memenangkan SEL TELUR. Sperma terus berjuang dgn istiqomah, itulah sbabnya qudrat laki2 adalah pejuang, egois.
Sifat wanita spt SEL TELUR, ia diam – menggoda dgn sinyal2 kimia elektris agar SPERMA smakin puyeng ingin segera meraba, merasa dan meraga > demi trciptanya “penyatuan” yg melahirkan kehidupan.. Itulah sbabnya bgaimanapun ingin nya wanita, wanita tetap gengsi melangkah.
Sebelumnya saya juga memberikan status seperti ini ::
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

Lalu Pak teguh menjabarkan status saya diatas menjadi ::
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
- karena wanita adalah gambaran ILMU, ibarat gudang ilmu yg menyimpan banyak RAHASIA yg tersirat. Itulah sbabnya aurat (rahasia) nya lebih banyak. Pria adalah gambaran ALAM, tersurat, ga ada yang rahasia (aurat) di tubuh pria kec. tongkat komando nya.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
-Itu pula yg jg trjadi di alam hakikat, krna itu pria mmpunyai tugas mmbuka tabir yg menghijab antara pria-wanita
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
- Wanita adalah yg DISAKSIKAN bkn yg MENYAKSIKAN. Itulah sbabnya wanita tdk kuat utk menjadi “saksi yang menyaksikan” karena wanita adalah “yang disaksikan”, saksiknya adalah pria. (syahadat)

4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

- karena wanita simbol langit, lelaki simbol bumi. Wanita kodratnya sudah KAYA, sudah Allah titipkan dgn seluruh kekayaan, sbg ni’matul alamin utk sang rahmatan ‘alamin.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

- Wanita adalah makhluk ciptaan Allah yg paling terindah dan sempurna. Seluruh JIWA-RAGA nya disiapkan untuk “pengabdian” kepada Allah melalui sang pemimpin yaitu pria yang dititipkan amanat dirinya.
Sayang yang ke enam tidak dijabarkan ,silahkan menjabarkan sendiri ..  
Saya rasa anda dapat mengambil manfaat dari komentar Pak Teguh Handoko diatas ..  
Berbahagialah wahai wanita,karena kamu dimuliakan . ..
sumber :
http://ada-akbar.com/2010/12/mengenal-lebih-jauh-tentang-wanita/

Belajar Memahami Wanita

Ada kalanya juga wanita yang ga ngerti kita (kaum lelaki) 
Kadang kala untuk mencuri hati seorang wanita atau membuat wanita suka kepada kita, kaum lelaki hanya perlu tau apa yang bisa membuatnya tersenyum. Namun jika berniat meremukkan atau menghancurkan hati wanita bisa dengan cara cari tau apa yang bisa membuatnya menangis.
Sebenarnya tak perlu juga wanita sampai mengeluarkan air mata untuk lelaki mana pun walaupun lelaki itu pacarnya, temannya, ttmnya bahkan suaminya. Menurut saya tipe wanita yang bisa membuat wanita menangis pasi susah mendapatkan pasangan, seperti saya (idiot).
Tapi semua ini mungkin hanyalah sebatas logika. Pada prateknya, seringkali lelaki yang semestinya menghapus air mata perempuan, tapi justru kadang kebalikannya.
Langsung aja deh kapan saja saat saat lelaki harus memahami wanita :
Ketika wanita diam, seribu hal sedang berlarian dalam benaknya.
Ketika wanita memilih tak mendebat, dia sedang berpikir sangat dalam.
Ketika wanita memandangmu dengan tatap penuh tanya, Dia memang sedang bertanya. Berapa lama lagi waktumu tersisa untuknya.
Ketika wanita menjawab, “Gapapa, aku baik-baik aja,” tapi setelah sekian detik tertunda, dia sama sekali ngga baik-baik aja.
Ketika wanita menatapmu tajam, dalam hatinya dia sedang membentakmu, “Kok tega sekali kamu berbohong!”
Ketika wanita bersandar di bahumu, dia sedang berharap kau bisa jadi miliknya selamanya. Namun dia tau itu tidak akan terjadi.
Ketika wanita meneleponmu (hampir) setiap hari, mungkin dia sedang meminta sedikit saja perhatianmu.
Ketika wanita meng-sms-mu lebih sering lagi, dia sedang memintamu membalasnya, paling tidak sesekali.
Ketika wanita mengatakan, “Aku mencintaimu…”. beda denganmu, karena itu berisi kesungguhan.
Ketika wanita mengatakan, “Aku ngga bisa hidup tanpamu..”, dia sudah menyerahkan masa depannya untukmu.
Ketika wanita mengatakan, “Aku merindukanmu…”, tak ada siapapun di dunia ini yang bisa merindukanmu lebih dari itu.